Reforestasi Lahan Kritis Dianggap Jadi Solusi Mempermulus Transisi Energi Bersih

Reforestasi Lahan Kritis Dianggap Jadi Solusi Mempermulus Transisi Energi Bersih
Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Ilustrasi. Foto: Greg Baker/AFP

jpnn.com, JAKARTA - Peneliti Alpha Research Database Ferdy Hasiman menyebut reforestasi menjadi langkah signifikan mendukung transisi energi menuju net zero emission dan menyediakan bahan co-firing.

Menurut dia, upaya menanam pohon di tanah kritis bisa mengembalikan fungsi ekosistem yang hilang akibat penggundulan lahan.

"Hal ini menunjukkan bahwa reforestasi tidak hanya berkontribusi pada pasokan biomassa, tetapi juga memperbaiki kondisi lingkungan yang telah terdegradasi,” kata Ferdy kepada awak media, Rabu (16/10).

Dia mengatakan upaya reforestasi membuat lahan yang sebelumnya kritis bisa subur setelah ditanami pohon indigofera, jenis tumbuhan penyimpan air.

Ranting pohonnya, kata Ferdy, bisa digarap masyarakat menjadi biomassa, lalu hasil pengolahan tadi dibeli PLN sebagai bahan campuran batu bara di PLTU melalui proses yang disebut co-firing.

“Dengan cara tersebut, penggunaan batu bara di PLTU berkurang, sehingga emisi karbon juga menurun. Selain itu, lahan kritis yang diolah menjadi hijau kembali, serta ekonomi masyarakat terdorong,” lanjut dia.

Ferdy menuturkan bahwa penggunaan biomassa dianggap karbon-netral, meskipun pembakaran proses itu menghasilkan emisi karbon.

Dia mengatakan proses pertumbuhan kembali tanaman di area reforestasi pada akhirnya mampu menyerap karbon dari atmosfer, sehingga tidak menambah emisi baru. 

Peneliti Alpha Research Database Ferdy Hasiman mengungkap langkah positif dari reforestasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News