Reformasi Dibajak Para Pemburu Kekuasaan
Rabu, 22 Mei 2013 – 17:50 WIB
“Kebebasan merupakan agenda yang memungkinkan mereka (elit politik) melampiaskan nafsu atas kekuasaan dan kekayaan,” katanya.
Akibat adanya upaya pembelokan makna reformasi dari para elite politik, lanjut Erros Djarot, akhirnya masyarakat pun menjadi bingung. Karena pada prakteknya, reformasi ternyata tidak seperti yang dibayangkan sebelumnya, tidak memiliki pengaruh terhadap kehidupan masyarakat secara luas.
“Ini menandakan bahwa reformasi telah mengalami pembajakan. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah apakah masyarakat atau elite yang sebenarnya membutuhkan reformasi?” tanya Erros Djarot.
Prinsip dari reformasi, kata Erros Djarot, adalah perbaikan sistem yang dikembalikan kepada prinsip–prinsip dasar negara yang paling hakiki. Reformasi muncul setelah begitu banyak ketidakadilan dan kesenjangan yang akhirnya menjatuhkan rejim Soeharto tahun 1998.
JAKARTA - Setelah 15 tahun dengan sederet capaian, reformasi masih saja mengundang keraguan, pesimisme, dan pertanyaan. Hal itu sangat disayangkan
BERITA TERKAIT
- 5 Berita Terpopuler: Arogansi Oknum Pengusaha Surabaya Luntur, Aksi Suruh Siswa Menggonggong Berujung Borgol
- Momen Seskab Teddy Dampingi Presiden Prabowo Temui Presiden Joe Biden di Gedung Putih
- Wamentrans Viva Yoga Berencana Revitalisasi Kawasan Transmigrasi untuk Mendukung Program Food Estate
- Wamen Viva Yoga: Kami Rancang Pembangunan Sentra Sapi Perah di Daerah Transmigrasi
- Ramses Nilai Rencana Bangun Universitas HAM Sangat Tepat di Indonesia
- Pimpinan DPR Mendukung Rencana Sekolah Negeri-Swasta Gratis di Jakarta