Reformasi Lebih Untungkan Birokrat
Swasta Enggan Berinvestasi, APBD jadi Jarahan Birokrasi
Jumat, 11 Desember 2009 – 16:18 WIB
JAKARTA - Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Aviliani, menilai pemekaran daerah ternyata tak berdampak signifikan bagi perekonomian masyarakat. Menurutnya, banyak daerah di Indonesia justru terseok-seok mendongkrak perekonomian daerah paska Otonomi Daerah diberlakukan. "Aturan investasi lima tahun sekali berganti karena kepala daerahnya berganti. Bahkan ada kontraktor yang sudah tanda tangan MoU (nota kesepahaman) dengan Pemda, ternyata tidak mau melaksanakannya karena ganti kepala daerahnya," ujarnya.
Berbicara pada Seminar Nasional bertema "Oposisi dan Pemerintahan Berkelanjutan" yang digagas Yayasan Kybernologi Indonesia, di Jakarta, Jum'at (11/12), Aviliani mengungkapkan bahwa kebijakan APBD yang seharusnya pro rakyat justru menjadi jarahan birokrat. "Reformasi lebih banyak menguntungkan birokrat. Birokrat rebutan APBD karena sektor swasta di daerah tak berkembang," ulas Aviliani.
Lebih lanjut dikatakannya, lambatnya peran swasta dalam memajukan perekonomian daerah juga tak terlepas dari tidak adanya kepastian hukum berinvestasi. Dicontohkannya, hampir setiap ganti kepala daerah maka kebijakannya juga ikut berubah.
Baca Juga:
JAKARTA - Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Aviliani, menilai pemekaran daerah ternyata tak
BERITA TERKAIT
- PPATK Ungkap Fakta Pelajar Terpapar Judi Online, Sangat Mengejutkan
- Malam-Malam OTK Buka Sendiri Plang Mengatasnamakan PN Jakbar di SPBE Kalideres, Lihat!
- Mengenal Jaringan Internasional Rantastia Nur Alangan, Oh Ternyata
- Majelis Masyayikh Dorong Penguatan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Pesantren
- Menteri LH Hanif Faisol Wajibkan Produsen FMCG Susun Peta Jalan Pengurangan Sampah
- Ini Lho Isi Surat JAD soal Teror Bom Panci di Kampus Unpar, Cermati Kalimatnya