Reformasi Mental Untuk Tranformasi Sistem Ketenagakerjaan
Dalam perjalanannya, 6 orang mengundurkan diri dengan berbagai sebab sehingga hanya 26 orang yang mengikuti sampai tuntas.
Dalam pelaksanaannya, peserta diminta untuk membentuk 4 kelompok kerja yang menyelami berbagai isu berbeda dalam sistem ketenagakerjaan.
Kelompok 1 yang menamakan diri mereka Mc Gyver, mengangkat isu perlindungan TKI, kemudian kelompok 2 dengan nama Vocational Enrichment Training Tranformers (VETTs) dengan fokus isu adalah gap kompetensi tenaga kerja dengan kebutuhan industri yang sangat erat kaitannya dengan upaya untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Sedangkan Kelompok 3 yang menamakan diri Caterpillar dengan fokus isu yang diangkat adalah kualitas pelayanan publik ketenagakerjaan di Kementerian Ketenagakerjaan; dan Kelompok 4 yang menamakan diri Masa Kini Masa Gitu (MKMG) dengan fokus isu yang diangkat perlindungan atau jaminan sosial bagi tenaga kerja informal.
Cherie mengatakan, Co-CLASS sangat fleksibel sehingga bisa diterapkan pada sektor atau fokus isu apapun, karena subtansi pembelajaran dalam program ini adalah mengajak peserta untuk berpikir terbuka, hadir utuh dan sadar penuh dalam setiap kegiatan yang dilakukan, dan sebagai pemimpin harus rajin sensing atau blusukan.
“Melihat hasil yang dicapai, kami berharap program semacam Co-CLASS dapat dilanjutkan dan bisa dikembangkan ke sektor lain sehingga proses revolusi mental yang menjadi salah satu semangat pemerintah saat ini bisa tercapai,” kata Cherie.(chi/jpnn)
Co-CLASS merupakan perwujudan dari MoU Kementerian Ketenagakerjaan, UID dan Tsinghua University yang telah ditandatangani pada November 2016 lalu.
Redaktur & Reporter : Yessy
- Hanif Dhakiri: Jangan Memanfaatkan PPN 12% jadi Alat Menyerang Presiden Prabowo
- Komisi XI DPR RI Desak Apple Bertanggung Jawab Atas Ketimpangan Pendapatan dan Investasi di Indonesia
- Hanif Dhakiri Memperkenalkan Pengurus Harian DPP PKB di Sespim Perubahan Wilayah VII
- DPP PKB Mengundang Gita Wirjawan ke Kantor, Semua Antusias
- Yahya Staquf, Yaqut Qoumas, dan Effendy Choirie Tak Diundang ke Muktamar PKB
- Buka Sespim Perubahan 8, Gus Imin: Pemimpin PKB Harus Menjadi Solusi Bangsa Indonesia