Regulasi Hambat Laju Industri Properti
jpnn.com, JAKARTA - Realestat Indonesia (REI) berharap pemerintahan yang terpilih nanti memberikan perhatian lebih pada industri properti.
Pelaku usaha properti saat ini menganggap bahwa masih banyak regulasi yang menghambat investasi, terutama terkait dengan perizinan.
Menurut Sekjen REI Totok Paulus Lusida, upaya pemerintah membentuk perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik atau online single submission (OSS) sudah cukup positif.
Namun, OSS dinilai masih cukup menyulitkan developer. Sebab, untuk melengkapi dokumen guna mengajukan OSS, pengusaha belum dapat mengandalkan bantuan dari dinas-dinas di daerah.
“Selain itu, suatu wilayah yang telah ditetapkan sebagai area perumahan sebaiknya sudah dilengkapi dengan kajian hingga amdal (analisis mengenai dampak lingkungan, Red). Jadi, developer tidak lagi dibebani untuk membuat amdal baru,’’ ujar Totok, Minggu (21/4).
REI menilai tren pertumbuhan masih rendah. Karena itu, pelaku usaha juga disarankan melihat secara jeli peluang pasar pada 2019.
’’Tren pertumbuhan properti juga kurang bagus. Pelaku usaha diharapkan bisa melihat secara jeli peluang pasar yang ada,’’ kata Totok.
Meski begitu, para pengembang optimistis bisnis properti 2019 lebih baik dan tumbuh sepuluh persen.
Realestat Indonesia (REI) berharap pemerintahan yang terpilih nanti memberikan perhatian lebih pada industri properti.
- ARES 2024 Menjadi Pembuka PropertyGuru Week
- Ini Pemenang PropertyGuru Asia Property Awards Grand Final ke-19
- Berdampak Positif, Pemerintah Bakal Perpanjang Insentif PPN DTP bagi Sektor Properti
- Rumah123 & Pertamina Patra Niaga Berkolaborasi, Perluas Akses Properti Komersial bagi Pelaku Usaha
- Pinhome: Infrastruktur Pacu Pertumbuhan Pasar Properti di Daerah
- Modernland Realty Optimistis Pasar Properti 2025 Bakal Tumbuh Positif