Regulator Amerika: Vaksin Pfizer Tak Ampuh untuk Balita
jpnn.com - Regulator kesehatan AS menunda peninjauan vaksin COVID-19 Pfizer untuk anak di bawah 5 tahun (balita) lantaran regimen dua dosisnya tidak ampuh melawan varian Omicron, demikian laporan Wall Street Journal (WSJ) pada Jumat (18/2).
Pekan lalu Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengatakan pihaknya memerlukan lebih banyak data tentang vaksin tersebut, sehingga mereka memutuskan untuk menunda penggunaan vaksin pada anak usia 6 bulan - 4 tahun, setidaknya selama dua bulan.
Gambaran awal pada data menunjukkan vaksin tersebut ampuh melawan varian Delta selama pengujian, selagi Delta menjadi varian dominan. Namun sejumlah anak yang sudah divaksin menderita COVID-19 begitu Omicron muncul, bunyi laporan tersebut, mengutip orang-orang yang mengetahui keputusan FDA.
Akan tetapi sejak keseluruhan kasus COVID-19 mereda, sejumlah kecil kaus Omicron membuat vaksin tampaknya kurang ampuh dalam analisis statistik awal, demikian laporan tersebut.
FDA tidak menanggapi Reuters untuk dimintai komentar.
Pfizer dan BioNTech telah mengajukan data tentang dua dosis pertama dari rencana regimen tiga dosis awal Februari ini atas permintaan FDA. Pihak Pfizer tidak mengungkapkan data tentang efikasi.
Pengajuan itu mengejutkan, sebab pada Desember 2021 kedua perusahaan mengatakan hasil uji coba awal dari vaksin dua dosis rendah tidak seperti yang dibayangkan dan uji klinis beralih untuk menguji versi tiga dosis. (ant/dil/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Regulator kesehatan AS menunda peninjauan vaksin COVID-19 Pfizer untuk anak di bawah 5 tahun lantaran regimen dua dosisnya tidak ampuh
Redaktur & Reporter : Adil
- Salurkan 32.000 Telur untuk Ratusan Anak Terindikasi Stunting
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Menjadi 'Person of the Year' Majalah Time
- Disandera 2 Jam, Balita di Empat Lawang Selamat dari Pria Berparang
- Kloning Javier
- Prabowo Pamer Kinerja Kabinetnya di Hadapan Pengusaha US-ASEAN, Begini Katanya
- Belum Resmi Jadi Presiden, Donald Trump Sudah Cari Gara-Gara dengan Negara BRICS