Rehabilitasi Hutan Bakau Bermasalah
Komisi IV DPR Usul Tim Independen
Senin, 16 Juni 2008 – 11:01 WIB

Rehabilitasi Hutan Bakau Bermasalah
JAKARTA - Program rehabilitasi lahan pesisir pantai dengan tanaman bakau (mangrove) di beberapa wilayah tanah air disinyalir bermasalah. Salah satu indikasinya, tingkat keberhasilan hidup tanaman di lapangan sangat rendah. Padahal, dana yang digulirkan cukup besar. Kunjungan Komisi IV ( Bidang Kehutanan ) DPR menemukan banyak lokasi rehabilitasi mangrove yang gagal. Misalnya, di pesisir Kabupaten Indramayu Jawa Barat, puluhan ribu tanaman mangrove mati dan hanya menyisakan tonggak bambu bekas tanaman. Hal yang sama juga terjadi di kawasan pantai Jenu, Tuban, Jawa Timur. Politisi PKS itu menilai dana untuk program harus ditelusuri. ”Apakah dana program Dinas Kabupaten atau program GERHAN (Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan) Departemen Kehutanan Pusat,” katanya. Suswono mengutip laporan Departemen Kehutanan, tingkat keberhasilan program GERHAN mencapai 75 persen. Namun, laporan lain dari berbagai LSM menyebutkan tingkat keberhasilannya hanya 40 persen. ”Perlu investigasi tim independen terhadap realisasi GERHAN, khususnya rehabilitasi mangrove yang bermasalah. Tim ini seyogyanya berasal dari kalangan perguruan tinggi dan tim pakar yang dapat menyelidiki faktor penyebab kegagalan tanaman. Apakah faktor alam atau faktor kelalaian manusia,” katanya.
”Ini suatu hal yang sangat serius, bukan main-main. Harus diselidiki faktor penyebabnya. Bila disebabkan oleh tindakan penyelewengan di lapangan seperti penyunatan anggaran atau pendekatan keproyekan, ini harus segera diusut tuntas,” ujar Wakil Ketua Komisi IV Suswono di Jakarta.
Baca Juga:
Alumnus Insititut Pertanian Bogor itu menambahkan, konsep GERHAN selama ini terkesan lebih didominasi pendekatan keproyekan. Akibatnya, hasil di lapangan tidak seperti yang diharapkan. ”Sangat disayangkan kalau anggaran yang telah dikeluarkan terkesan sia-sia,” katanya.
Program GERHAN sendiri sebenarnya telah mengalokasikan biaya pemeliharaan tanaman diluar biaya pembelian bibit dan penanaman. ”Kalau dilihat dari sistemnya, harusnya tanaman untuk rehabilitasi dapat dirawat karena memang ada biaya untuk itu. Kalau kemudian puluhan sampai ratusan hektare tanaman mati, perlu diselidiki ada apa dibaliknya,” katanya.
Baca Juga:
Suswono menegaskan agar aparat penegak hukum tidak segan-segan menyeret mereka yang terbukti sengaja menyelewengkan program rehabilitasi lahan, baik itu GERHAN maupun program lain yang berasal dari dana negara. ”Ironis sekali jika dana untuk memperbaiki lingkungan diselewengkan untuk kepentingan pribadi,” katanya.
JAKARTA - Program rehabilitasi lahan pesisir pantai dengan tanaman bakau (mangrove) di beberapa wilayah tanah air disinyalir bermasalah. Salah satu
BERITA TERKAIT
- Pakar Hukum UI Nilai KPK Terkesan Targetkan untuk Menjerat La Nyalla
- Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Dukung Industrialisasi Pedesaan Sebagai Model Nasional
- Nono Sampono: PIK 2 Terbuka untuk Semua Agama, Ini Wajah Toleransi Indonesia
- Ketua Umum Yayasan Sanggar Sinar Suci: Penyambutan Thudong adalah Simbol Persatuan Umat
- Aturan Blending BBM Jelas dan Legal, Penyidikan Harus Transparan
- Oknum Dokter Terduga Pelaku Pelecehan Seksual di Malang Dipolisikan Korban