Rekam Jejak Dulmatin di Mata Orang-Orang yang Mengenalnya
Ke Sawah Selalu Bawa Alquran, Sering Berlatih Menembak
Jumat, 12 Maret 2010 – 06:35 WIB
Amar mulai jarang ke sawah, atau bahkan sama sekali tak ke sawah, setelah 2002. "Saya dan teman-teman yang mengenal Amar sangat kaget ketika diumumkan bahwa yang menjadi pelaku bom Bali adalah Dulmatin yang juga bernama alias Amar Usman. Lebih kaget lagi ketika melihat fotonya," katanya.
Sejak itulah, nama Dulmatin sering dikait-kaitkan dengan jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI). Di kalangan aktivis JI, nama Dulmatin tergolong sangat disegani. Selain termasuk anggota senior, pria yang di Filipina berganti nama menjadi Zaid Ali tersebut mempunyai tampang sangar yang cukup membuat gentar. "Pandangannya soal jihad cukup kuat, dan dia bukan orang yang peragu," ucap mantan seorang anggota JI yang tak mau disebutkan namanya. Hanya, pandangan-pandangan Dulmatin soal jihad, tampaknya, mengikuti faksi Hambali (mantan ketua Mantiqi I yang kini mendekam di Guantanamo Bay)-Ali Ghufron (dieksekusi mati pada 9 November 2009 oleh pemerintah Indonesia).
Pandangan jihad Dulmatin adalah jihad ofensif. "Bukan jihad difa?i (defensif, Red)," ucapnya. Perbedaan pandangan soal jihad ini memang cukup penting karena menentukan karakter kelompok. Meski sama-sama melakukan persiapan perang, dengan memegang paham jihad ofensif, yang bersangkutan menganggap bahwa keadaan dunia seperti ini adalah perang.
Pemicunya adalah deklarasi AS soal perang terhadap terorisme. Logikanya, bila tentara AS bisa membunuhi warga sipil dalam perang di Iraq dan Afghanistan, mengapa tidak sebaliknya" Maka, sasaran pun bisa di mana saja dan kapan saja. Tak heran bila Dulmatin merupakan salah satu aktor utama di balik serangkaian aksi faksi Hambali-Ali Ghufron yang melakukan serangkaian peledakan gereja antara 1999?2002. Termasuk pula bom Bali I.
Jauh sebelum terlibat dalam jaringan teroris, Dulmatin dikenal sebagai pribadi yang militan. Ketika di sawah, tak segan-segan dia mengingatkan teman-temannya
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala