Rekaman Menteri Rini-Sofyan Ganggu Kepercayaan Pasar Modal?

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Jokowi belum berbicara tegas mengenai rekaman percakapan Rini Soemarno dan Sofyan Basir. Padahal, imbas persoalan ini bisa meluas jika tidak segera ditangani.
Karena itu, Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan meminta supaya Jokowi dan DPR bisa segera bersikap.
Jokowi kata dia harus meminta penjelasan langsung kepada Rini, jangan malah mengeluarkan pernyataan menunggu informasi detail.
Mamit juga menyarankan agar DPR menyudahi perang dingin dengan Rini. Dengan begitu, DPR bisa segera meminta klarifikasi kepada Rini dan juga Sofyan soal rekaman percakapan tersebut.
"DPR perlu mengakhir perang dingin dengan Rini supaya bisa segera mengklarifikasi permasalahan yang ada," ujar Mamit di Jakarta, Rabu (2/5).
Alasannya, kasus percakapan Rini-Sofyan bisa berimbas pada kehilangan kepercayaan dunia usaha kepada Indonesia. Menurut Mamit, bisnis yang digarap Kementerian BUMN sedikit banyak melibatkan pihak ketiga.
Dugaan adanya percakapan itu tentang fee, bisa berimbas pada dunia investasi dalam negeri.
"Sedikit banyak pasti akan terdampak, misalnya terhadap pihak ketiga, entah itu perbankan, atau investor lain yang mau kerja sama dengan BUMN. Jika benar seperti dugaan awal, akan sangat berdampak negatif terhadap investasi," papar Mamit.
Karena itu, Jokowi dan DPR diminta bisa segera bersikap terkait rekaman Menteri BUMN Rini Soemarno dengan Sofyan Basir.
- Elitery Catat Pertumbuhan Positif di 2024, Pendapatan Meningkat 50%
- ETF XIPB, Inovasi Investasi Saham Perbankan di Pasar Modal
- Dominasi Emiten Jumbo Tekan IHSG, BEI Didorong Perbanyak IPO Perusahaan Menengah
- Diperiksa KPK dalam Kasus Korupsi PGN, Rini Soemarno Banyak Lupa
- Muhammad Gustidin, Dari Lagu City of Lies ke Bisnis Properti dan Kripto
- BRIS Tutup 2024 dengan Kinerja Gemilang di Bursa Saham