Rekan Mereka Ditahan, Pencari Suaka di Pulau Manus Lanjut Mogok Makan
Menteri Rimbink mengutarakan, tindakan sebagian besar para pencari suaka yang paling vokal tidak mencerminkan pandangan dari semua orang yang ditahan di Pulau Manus.
"Kebanyakan pencari suaka adalah orang-orang tenang, yang hanya ingin klaim pengungsi mereka diproses secepat mungkin, sehingga mereka dapat mulai membangun kehidupan kembali di PNG," katanya.
"Mereka melarikan diri dari situasi konflik dan tidak ingin menjadi bagian dari perilaku agresif yang ditunjukkan para perusuh," sambungnya.
Meski demikian, para pencari suaka dan pengacara mereka terus menolak gagasan intervensi damai di kompleks Delta.
Seorang pencari suaka dari kompleks ‘Foxtrot’ mengatakan, ia menyaksikan polisi memasuki gerbang belakang kompleks ‘Delta’, sementara penjaga keamanan difokuskan pada pintu masuk lainnya.
"Ketika para pencari suaka benar-benar sibuk dengan penjaga, polisi mulai menyerang mereka dari belakang, mereka mulai memukuli teman-teman saya," katanya.
Ia menambahkan, "Mereka sebenarnya memukul mereka dengan sangat serius, kami telah melihat banyak orang berdarah. Saya melihat 15 orang yang dibawa di atas tandu."
Pemerintah PNG mengkonfirmasi bahwa polisi memang hadir di rumah detensi tapi mengatakan mereka tidak diperlukan dan bertahan di situ.
Para pencari suaka di rumah detensi Pulau Manus berjanji untuk melanjutkan aksi mogok makan mereka, meski ada lebih dari 40 orang rekan mereka yang
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Dunia Hari Ini: Terpidana Mati Kasus Narkoba Mary Jane Dipulangkan ke Filipina
- Australia Juara Menangkap Pengunjuk Rasa Lingkungan
- Dunia Hari Ini: Assad Buka Suara Lebih dari Seminggu Setelah Digulingkan
- Lima Anggota Bali Nine Sudah Kembali dan Akan Hidup Bebas di Australia
- Dunia Hari Ini: Warga Australia Keracunan Minuman Beralkohol di Fiji
- Sekolah di Australia yang Menutup Program Bahasa Indonesia Terus Bertambah, Ada Apa?