'Rekayasa' 5 Paragraf Sukarno dan Kekesalan Hatta
Hasan Aspahani
Rabu, 22 April 2015 – 01:59 WIB
Cindy lalu menggarap bahan bukunya itu selama enam bulan. Hatta benar. Tahun-tahun itu adalah tahun-tahun puncak "kediktatoran" tapi juga menjelang kejatuhan Sukarno yang tragis. Versi asli buku itu pun terbit di tahun 1965, tepat setelah peristiwa G30S PKI.
Sang penulis baru mengetahui kemudian soal "paragraf rekayasa" yang menyusup kedalam terjemahan bukunya. "Sama sekali tidak ada kalimat demikian muncul dari Sukarno. Saya sungguh baru tahu sekarang," katanya kepada majalah Tempo yang mewawancarainya.
Apa kewajiban ilmu sejarah? Yaitu memisahkan antara "Wahrheit" dan "Dichtung", memisahkan antara yang dibuat-buat dan yang sebenarnya. Dan itu bukan pekerjaan yang mudah! (***)
APA kewajiban ilmu sejarah? Yaitu memisahkan antara "Wahrheit" dan "Dichtung", memisahkan antara yang dibuat-buat dan yang
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Napoleon Der Bataks: Kisah Perjuangan Tuan Rondahaim Saragih
- 6 Syarat Khusus Pahlawan Nasional dan Hak Prerogatif Presiden: Perspektif Napoleon Der Bataks
- Memperkokoh Peran Bulog, Mengamankan Pangan Nasional
- Kasus Judi Online: Menunggu Pembuktian Terhadap Komitmen Besar Pemerintah
- Pendidikan Karakter dan Multikultur: Landasan Pembangunan Bangsa yang Tangguh
- Tantangan dan Harapan Terhadap Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah yang Baru