Rekomendasi Ijtimak Ulama III Lebih Menyerupai Provokasi
![Rekomendasi Ijtimak Ulama III Lebih Menyerupai Provokasi](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/normal/2017/01/09/beb8b9800adf4904c6a6c6d823289993.jpg)
Hendardi juga melihat adanya inkonsistensi keputusan dalam lima butir keputusan Ijtimak Ulama III. Di satu sisi mendorong Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi menempuh jalur legal-konstitusional, tetapi di sisi lain tak mau repot beracara di Mahkamah Konstitusi. Ijtimak Ulama III malah meminta pasangan Jokowi-Maruf didiskualifikasi dari proses kontestasi.
BACA JUGA: Mungkinkah Prabowo Kejar Ketertinggalan Bermodal Kemenangan di Jabar?
"Hasil kesepakatan sejumlah elite ini hanya mempertegas praktik politisasi agama oleh sejumlah elite. Sudah cukup bukti bahwa politisasi agama dan membakar emosi umat hanya membuka jarak antarwarga dan memperkuat segregasi sosial. Ini waktunya kembali menyatu dalam wadah Indonesia," pungkas Hendardi. (gir/jpnn)
Hendardi menilai, rekomendasi ijtima ulama III yang meminta agar Jokowi – Ma’ruf didiskualifikasi, hanya pendapat sekumpulan elite politik.
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- Kritik Keras Revisi Peraturan DPR soal Tatib, SETARA: Itu Bentuk Intervensi Keliru!
- Ada Usul Polri di Bawah Kemendagri, Hendardi Singgung Amanat Reformasi
- BHM Bela Mardani Maming di PK, Hendardi: Kecil Potensi Diterima Pengadilan
- Tanggapi Putusan Uji Materi Soal Syarat Capres-Cawapres, Hendardi: MK Promosikan Kejahatan Konstitusional
- Hendardi Minta MK Tidak jadi Penopang Dinasti Politik Jokowi
- Gibran Menguat ke Bursa Pilpres 2024, Hendardi: MK Bisa Menjadi Antitesa Kehendak Rezim