Rekomendasi Penting Penanganan Kanker Payudara di Masa Pandemi
Penyebab lain, akibat merebaknya varian delta yang sangat menular, sehingga banyak tenaga medis yang terinfeksi.
Akibatnya pelayanan pada pasien kanker payudara terganggu.
Komunikasi antara dokter dan pasien juga mengalami kendala karena dilakukan secara daring melalui telemedisin.
"Ini tidak pernah bisa maksimal, karena tidak semua praktik atau profesi bisa dilakukan dengan telemedisin."
"Saat pemeriksaan perlu melihat langsung klinis pasien, meraba, memegang. Foto pun tidak bisa mewakili sepenuhnya, sehingga kesulitan."
"Kalau saya pribadi, daripada salah diagnostik lebih baik tunda dulu hingga kondisinya memungkinkan. Bila dipaksakan bisa membahayakan pasien," ucapnya.
Selain itu COVID-19 juga memperburuk kondisi pasien kanker.
Angka kematian orang normal akibat COVID-19 di dunia sekitar 3-5 persen.
SEABCS merekomendasikan hal penting terkait penanganan kanker payudara di masa pandemi COVID-19
- Pembuat Kebijakan Perlu Memaksimalkan Keterlibatan Akademisi Dalam Perumusan Regulasi
- Jadi Ancaman Global, Aksi SIAP Lawan Dengue Diluncurkan
- Mayapada Breast Clinic jadi Layanan Terpadu untuk Kanker Payudara
- AHF Indonesia Dorong Peran Asia dalam WHO Pandemic Agreement
- Kenali Tips Meminimalisir Resiko Kanker Payudara Bersama Charm & Charmnap
- Deteksi Dini Down Syndrome, Cordlife Persada Hadirkan Layanan NIPT Lokal di Indonesia