Rekonsiliasi Bagus, Tetapi Jangan Sampai Bikin Konstituen Merasa Ditipu
![Rekonsiliasi Bagus, Tetapi Jangan Sampai Bikin Konstituen Merasa Ditipu](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/watermark/2018/05/14/andreas-hugo-pareira-foto-humas-dpr.jpg)
jpnn.com, JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira mengatakan rekonsiliasi memang diperlukan. Menurut dia, apakah rekonsiliasi itu juga harus dengan power sharing atau tidak, tentu merupakan hak prerogatif presiden.
Anggota Komisi I DPR itu mengatakan sekarang ini partai politik yang bergabung dengan koalisi pemerintah sudah banyak. "Menurut saya, kami juga butuh kekuatan politik penyeimbang yang ada di luar," kata Andreas di gedung DPR, Jakarta, Kamis (20/6).
Karena itu, ujar Andreas, tidak semua partai politik harus masuk ke dalam koalisi pemerintahan. "Nanti siapa yang menjadi partai penyeimbang di luar?" ungkap anggota Komisi I DPR itu.
Andreas mencontohkan, PDI Perjuangan sudah pernah menjadi partai di luar pemerintah selama 10 tahun di era Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Kami merasakan betul manfaat jadi partai penyeimbang di luar pemerintah penting. Itu penting buat political education bagi masyarakat," jelasnya.
Menurut Andreas, dibutuhkan orang di luar pemerintah, karena itu juga baik untuk mereka. Sebab, ujar dia, mereka harus tanggung jawab ke konstituen. "Nanti konstituen bisa merasa ditipu (menganggap) jadi selama ini hanya pura-pura berbeda pendapat? Kan tidak sehat untuk demokrasi," paparnya. (Boy/jpnn)
Politikus PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira mengatakan rekonsiliasi memang diperlukan. Tapi soal power sharing perlu dipikirkan lagi
Redaktur & Reporter : Boy
- Yasonna Mengaku Tak Ditanya Soal Keberadaan Harun Masiku saat Diperiksa KPK
- KPK Periksa Yasonna, Chico PDIP: Kami Lawan yang Ingin Mengawut-awut!
- NasDem Mau Ajak Jokowi Bergabung? Willy Singgung Kenyamanan Pundak Surya Paloh
- Bane Raja Manalu Sebut Kenaikan PPN 12 Persen akan Memukul Sektor Pariwisata
- Jokowi Dipecat PDIP, Golkar Siap Menampung
- Dipecat PDIP, Gibran Merespons