Rekonstruksi Pembunuhan Brigadir J, Ini Alasan Kejagung Mengirim 10 JPU

jpnn.com - JAKARTA SELATAN - Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung Ketut Sumedana mengatakan sepuluh jaksa penuntut umum (JPU) menghadiri rekonstruksi pembunuhan Brigadir J - sebutan untuk Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, di Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa (30/8).
Kenapa Kejagung harus mengirim banyak JPU?
"Setiap perkara ada dua JPU. Karena ada lima berkas perkara, berarti ada sepuluh JPU yang hadir hari ini," kata Pak Kapuspenkum Kejagung kepada wartawan di Kejaksaan Agung, Jakarta, Selasa.
Sumedana menjelaskan satu berkas perkara untuk tersangka Putri Chandrawati, yang merupakan istri Ferdy Sambo, baru masuk ke Kejagung pada Senin (29/8). Hingga kini Kejagung menerima lima berkas perkara. Empat sebelumnya atas nama Bharada E, Irjen FS, Bripka RR, dan KM.
"Untuk satu perkara atas nama PC itu baru masuk kemarin, artinya perkara tersebut masih dalam penelitian," kata Sumedana.
Empat berkas yang telah diterima Kejagung sebelumnya masih berada di posisi P-18 atau hasil penyidikan belum lengkap.
"P19-nya, pengembalian berkas perkara dari penuntut umum kepada penyidik, itu berakhir pada Kamis (1/9). Nanti, akan diserahkan oleh teman-teman penuntut umum kepada penyidik, termasuk berkas perkara yang masih kekurangan," tutur Sumedana.
Sementara itu, Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi mengatakan rekonstruksi pembunuhan Brigadir J di Duren Tiga untuk kepentingan penyidik dan penuntut.
Ternyata berkas perkara Putri Candrawathi baru masuk sehari sebelum rekonstruksi pembunuhan Brigadir J.
- Kasus Direktur Jak TV Baru Pertama Terjadi, Saat Konten Dikriminalisasi
- Hakim Tersangka Suap Sembunyikan Rp 5,5 Miliar di Kolong Kasur, MA Kena Sentil
- Sahroni Minta Polisi Tangkap Pihak yang Ingin Menghancurkan Citra Kejagung
- ART Sebut Kejagung Hadapi 2 Lawan saat Menangani Perkara, Satunya Buzzer
- Dendi Budiman: Miskinkan Hakim dan Pengacara Terlibat Suap Rp 60 Miliar
- Transaksi Dana Dugaan Korupsi 2024 Capai Rp 984 T, Sahroni: Lacak dan Sita!