Rekor dalam Hujan, Dahlan Ikut Angkat Pete
Kesuksesan acara puncak HUT ke-68 Tapteng membuat Bonaran, sang bupati tak bisa menutupi mimik puasnya. Bupati yang mencoba arah berbeda dari pendahulunya dalam memajukan Tapteng yakni melalui pariwisata itu begitu sumringah.
Jauh sebelum acara, dalam perbincangan dengan Sumut Pos (Grup JPNN), Bonaran secara terang-terangan mengungkapkan niatnya untuk menggelar acara sebanyak mungkin di Tapteng. Alasannya hanya satu yakni untuk memperkenalkan Tapteng secara nasional bahkan internasional. Itulah sebab, agenda demi agenda ia gagas.
“Sederhana saja, untuk menikmati sejuta pesona Tapteng dibutuhkan jalan yang bagus, maka fasilitas jalan harus dibenahi dan sekarang sudah terlihat pergerakannya. Selain itu, masyarakatnya harus pintar dan berwawasan luas. Artinya, masyarakat harus sekolah dan sekarang telah diberikan pendidikan gratis dan bermutu. Dengan kata lain, untuk menjadi negeri wisata, Tapteng harus berubah drastis dan siap serta harus didukung segala kemajuan di sektor lain,” jelas Bonaran saat itu.
Apa yang dilakukan Bonaran ternyata ditunggu masyarakat. Setidaknya, dalam dua tahun pemerintahaannya bersama Sukron, mereka telah memecahkan dua rekor MURI. Tahun sebelumnya, kabupaten yang memiliki hari jadi pada 24 Agustus 1945 itu berhasil mencatatkan nama sebagai daerah yang menggelar bakar ikan terpanjang di Indonesia yaitu sepanjang 7 kilometer. “Tahun depan apa lagi ya?” ujar pelajar dari Sorkam. (*)
REMAJA-remaja itu tampak tak terpengaruh pada hujan yang mengguyur. Gerakan enerjik dari martumba bak penghangat dari dingin air hujan dan hembusan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis