Rekor Menang Pilkada dengan Selisih 23 Suara
Selasa, 28 Mei 2013 – 10:20 WIB
JAKARTA - Mahkamah Konstitusi (MK) kembali menjadi sorotan. Lembaga besutan Akil Mochtar itu mengambil keputusan berani setelah memenangkan penggugat dalam sengketa Pimilihan Wali Kota (Pilwalkot) Palembang, Sumsel. Konsekuensi putusan itu menempatkan pasangan Romi Herton-Harnojoyo sebagai pemenang Pilwalkot Palembang, Sumsel edisi 2013-2018 dengan selisih suara sangat tipis, 23 suara.
Fakta itu menguatkan MK sebagai palang pintu terakhir dalam mencari keadilan. Pilwalkot Palembang ini juga menjadi kekalahan Yusril Ihza Mahendra. Yusril berperan adalah kuasa hukum kandidat Sarimuda-Nelly Rasdiana, lawan pemenang pilkada Palembang.
Baca Juga:
Adalah Ari Yusuf Amir figur di balik sukses tim penggugat pasangan Romi Harton-Harnojoyo. Amir sebelumnya optimistis pihaknya bakal memenangi sengketa di MK tersebut. "Kami bertindak di atas koridor hukum dan bukti-bukti otentik. Dengan dukungan data dan fakta serta saksi lengkap kami tidak terbersit untuk lari dari perkara," tutur Ari Yusuf Amir.
Ari menyebut dalam kasus tersebut, pihaknya fokus pada tiga hal. Yaitu penambahan suara pada tergugat, menyusutnya suara penggugat kemudian suara sah dianggap tidak sah. "Kami kerja keras mengumpulkan bukti. Terhitung tidak kurang tujuh hari tim begadang melakukan rekapitulasi suara. Memilah dan memilih suara mana yang hilang atau sengaja dihilangkan," ulas Ari.
JAKARTA - Mahkamah Konstitusi (MK) kembali menjadi sorotan. Lembaga besutan Akil Mochtar itu mengambil keputusan berani setelah memenangkan penggugat
BERITA TERKAIT
- Penjaring Ikan yang Hilang di Situbondo Sudah Ditemukan, Begini Kondisinya
- Soal Makan Bergizi Gratis Belum Berjalan dengan Baik, Zulhas Beri Alasan Begini
- Gelar Aksi di Mabes Polri, Mahasiswa Tuntut Oknum Polisi Terlibat Bisnis Rokok Ilegal di Malang Diperiksa
- Sudah Mengabdi Puluhan Tahun Tak Bisa Ikut PPPK 2024, Malah jadi Outsourcing
- Lautan Massa Mengantar Kepulangan Hasto dari KPK, Cuaca Kembali Cerah
- Seusai Bertemu Sekda Bahas Nasib Guru Supriyani, Dirjen Nunuk; Ada Kabar Gembira