Rekrut CPNS dari Jalur Umum, Pemerintah Dinilai Tak Adil
jpnn.com, JAKARTA - Keputusan pemerintah membuka keran moratorium dengan merekrut CPNS dari jalur umum untuk 63 instansi pusat dan daerah dinilai tidak memenuhi unsur keadilan.
Pemerintah seharusnya memprioritaskan honorer atau total kuota 37.156 (tahap satu 19.228, tahap dua 17.928) yang disiapkan dibagi rata.
"Dari 37.156 kan ada untuk cum laude, putra dan putri Papua. Pertanyaannya, kenapa honorer tidak dimasukkan dalam formasi khusus?" kata anggota Komisi II DPR RI Bambang Riyanto kepada JPNN, Rabu (13/9).
Bila pemerintah mau adil, lanjutnya, kue CPNS itu harusnya dibagi.
Artinya honorer punya hak juga karena melihat pengabdiannya.
Apalagi, kuota guru garis depan (GGD) dibabat pengajar muda.
"Ketidakadilan pemerintah ini akan memicu antipati honorer kepada pemerintah. Sebab, alasan belum dibahasnya revisi UU Aparatur Sipil Negara (ASN) karena tidak ada anggaran," ujar politikus Gerindra ini.
Terpisah, Ketua Forum Honorer K2 Indonesia (FHK2I) Pekanbaru Sais Syamsul Bahri mengungkapkan, honorer K2 tidak percaya lagi kepada pemerintah.
Keputusan pemerintah membuka keran moratorium dengan merekrut CPNS dari jalur umum untuk 63 instansi pusat dan daerah dinilai tidak memenuhi unsur keadilan
- KepmenPAN-RB 634 Tahun 2024 Senjata Honorer TMS & Belum Melamar, Cermati 11 Ketentuannya
- 391 Peserta Ikuti SKB CPNS Kota Bengkulu
- 600 Peserta Ikuti SKB CPNS 2024 Pegunungan Arfak, Begini Pesan Edward Dowansiba
- 5 Berita Terpopuler: Materi Soal Tes PPPK Ini Bikin Honorer Mengeluh, Lihat di Bagian Seleksi CPNS, Alhamdulillah
- 5 Berita Terpopuler: Salah Tafsir Gaji Guru Naik 2025, Padahal Hanya Gopek untuk Honorer, tetapi Selamat ya
- 362 CPNS Formasi 2021 Pegunungan Arfak Terima SK, Bupati Yosias Berpesan Begini