Rekrutmen Jaksa Masih Sarat Nepotisme
Senin, 19 Desember 2011 – 20:42 WIB

Rekrutmen Jaksa Masih Sarat Nepotisme
JAKARTA - Praktik penyimpangan yang dilakukan jaksa diyakini ada hubungannya dengan buruknya proses rekrutmen korp adhyaksa itu. Komisi Kejaksaan (Komjak) menyimpulkan, praktik nepotisme yang mengutamakan sanak famili dalam rekrutmen pegawai kejaksaan hingga kini masih terus berlangsung.
"Juga banyak orang harus bayar untuk masuk (sebagai pegawai) kejaksaan, termasuk untuk naik jabatan," kata Ketua Komjak Halius Hosen, Senin (19/12). Akibatnya, menurut dia, bukan profesionalisme yang dikejar seorang jaksa tapi jabatan.
"Di otaknya itu jabatan. Bagaimana dapat jabatan eselon IV, eselon III, eselon II, kalau perlu jadi jaksa agung. Karena trennya di situ, bukan profesionalisme sebagai jaksa jempolan," kata Halius.
Menurut dia, kondisi ini merupakan akibat dari terus berlangsungnya nepotisme dalam proses perekrutan pegawai. Tentu, lanjut dia, kondisi ini harus segera dihilangkan. Caranya dengan menyerahkan rekrutmen pegawai pada lembaga independen atau akademisi di luar kejaksaan. Informasi yang didapat Halius, proses rekrutmen baru ini akan mulai dilakukan tahun 2012.
JAKARTA - Praktik penyimpangan yang dilakukan jaksa diyakini ada hubungannya dengan buruknya proses rekrutmen korp adhyaksa itu. Komisi Kejaksaan
BERITA TERKAIT
- Tugas Kantor Komunikasi Presiden Dianggap Tumpang Tindih, Begini Reaksi Mensegneg
- Kader Gerindra di Banggai Minta Polisi Menindak Pelaku Persekusi
- Paus Fransiskus Meninggal, Prabowo: Dunia Kehilangan Sosok Panutan dalam Kemanusiaan
- Mbak Ita bersama Suami Didakwa Terima Suap Rp 9,29 Miliar dari Proyek & Insentif ASN
- Dittipidsiber Bareskrim Turun Tangan Usut Gangguan Sistem Bank DKI
- Menindaklanjuti Pertemuan Bilateral, Menko Polkam BG Rapat Bahas Implementasi Batas Maritim