Rektor
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

jpnn.com - Buruk muka kaca dibelah. Tak pandai menari lantai dibilang berjungkit.
Dua ungkapan itu adalah peribahasa untuk menggambarkan seseorang yang menyalahkan orang lain atas kesalahan yang dia lakukan sendiri.
Ketika becermin dan mendapati mukanya buruk, kaca yang disalahkan, lalu dipecah.
Ketika ia tidak bisa menari, ia menyalahkan lantai yang berjungkit tidak rata.
Itu budaya khas bangsa Indonesia yang menunjukkan jeleknya tabiat kita. Tidak mau mengakui kesalahan, dan malah melempar kesalahan kepada orang lain.
Itulah salah satu tabiat buruk yang banyak dilakukan manusia Indonesia.
Ungkapan itu barangkali tepat diarahkan kepada Rektor Universitas Indonesia Prof. Ari Kuncoro, PhD, yang sekarang tengah banyak disorot.
Ia dianggap melanggar statuta, anggaran dasar dan anggaran rumah tangga kampus.
Lebih baik mati menghirup gas beracun, daripada kebebasannya mati karena menghirup racun kekuasaan
- Tanggapi Keputusan UI soal Disertasi Bahlil, Mendiktisaintek: Rasanya...
- Diwajibkan Minta Maaf soal Disertasi ke Civitas Akademica UI, Bahlil Bereaksi Begini
- 6 Universitas Ternama Digandeng DPRKP untuk Penataan Permukiman & Kualitas Hunian
- Bahlil Mengaku Manut Keputusan UI, Bakal Revisi Disertasinya
- UI Desak Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Meminta Maaf
- Instruksi Rektor UI soal Disertasi Bahlil, Singgung Kualitas dan Substansi