Rektor Sebut STIPAN Jadi Ruang Megawati untuk Memajukan SDM Papua

Rektor Sebut STIPAN Jadi Ruang Megawati untuk Memajukan SDM Papua
Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Abdi Negara (STIPAN) menggelar kuliah umum bertajuk Wawasan Kebangsaan. Foto: PDIP

Soni bahkan mengungkapkan keinginan anak-anak Papua mendaftar masuk Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), tetapi tidak bisa tertampung. Beberapa gagal masuk karena alasan alokasi.

"Saya jelaskan rahasianya. Papua itu problem utama SDM. Banyak kunci penyelesaian itu SDM. SDM itu memang di bawah, tetapi mereka (anak-anak dari Papua, red) punya keinginan sekolah yang baik. Namun, ketika masuk IPDN, saya juga dosen IPDN, alokasi terbatas, sehingga hanya diterima sepuluh persen dari seluruh peminat anak-anak Papua," kata mantan Plt Gubernur DKI Jakarta itu.

Soni mengatakan Megawati pada 2003 juga punya keresahan melihat anak-anak di Papua sulit mengenyam pendidikan sampai perguruan tinggi.

"Seorang ibu yang namanya Ibu Megawati Soekarnoputri, pada 2003 itu merasa iba, di mana ini anak Papua terlantar pendidikannya. Sampai kapan Papua bisa sederajat dengan daerah lainnya?” kata dia.

Sejumlah akademisi dan birokrat kemudian mendatangi Megawati, lalu dibentuklah STIPAN agar anak-anak di Papua bisa bersekolah sampai perguruan tinggi.

"Sama Ibu (Megawati, red) didorong, tampung semua anak Papua untuk bersekolah, lalu berdirilah STIPAN ini," kata Soni.

Dia mengatakan kehadiran Hasto di STIPAN pada Kamis ini menjadi semacam silaturahmi karena Megawati menjadi inisiator dan pembina pembentukan kampus berdiri pada 2003 itu.

Soni berharap kehadiran Hasto bisa menjaga semangat pembentukan STIPAN, yaitu demi menguatkan SDM di Papua.

Megawati menjadi sosok yang menyarankan STIPAN bisa menaruh soal berwawasan kebangsaan dalam visi kampus.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News