Rektor UIN: Korupsi Itu Soal Budaya dan Sistem
Rabu, 15 April 2009 – 15:40 WIB
JAKARTA - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Komarudin Hidayat, mengaku malu bila ditandangi diplomat dari mancanegara. Soalnya katanya, diplomat itu acapkali menanyakan korupsi yang marak di Indonesia, padahal penduduknya notabene mayoritas muslim. Namun, Komarudin mengaku tak kalah jawaban pula, di mana dia menegaskan bahwa korupsi itu bukan soal agama, namun persoalan budaya dan sistem.
"Kami sering malu kalau ada diplomat yang datang. Saat diskusi, mereka sering tanya tentang maraknya korupsi di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Saya bilang, 'Korupsi itu bukan persoalan agama, tapi persoalan kultur, sistem, dan demografi. Kalau anda ke Itali, yang korupsi itu ada orang dari Katolik. Kalau ke Amerika, yang korupsi itu ada orang Kristen.' Jadi, saya tegaskan bahwa korupsi itu bukan persoalan agama, tapi kultur dan sistem," papar Komarudin di auditorium Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dalam rangka launching Pojok Antikorupsi, Rabu (15/4).
Baca Juga:
Komarudin pun menceritakan beberapa bagian dari isi buku yang ditulisnya tentang kematian. "Buku tentang kematian yang saya tulis ini, sasarannya itu bagaimana caranya (agar) orang tidak mau melakukan korupsi. Orang akan sadar untuk tidak melakukan korupsi. Saya ingin katakan (bahwa) berdasarkan riset saya, orang korup itu tidak bisa lolos dari pengadilan; (sekaligus) juga membuka jalan ke neraka baginya," cetusnya, sambil menjelaskan bahwa hasil risetnya menunjukkan korupsi itu merupakan dosa sosial.
"Dari pengalaman riset saya, korupsi merupakan dosa sosial. Itu artinya tidak bisa ditebus dengan sholat, umroh dan haji. Jadi kalau salah sosial, harus dibayar secara sosial. Kalau duit negara yang diambil, ya, kembalikan duit itu," bebernya.
JAKARTA - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Komarudin Hidayat, mengaku malu bila ditandangi diplomat dari mancanegara.
BERITA TERKAIT
- Masih Terima Endorsement Meski Sudah Jadi Pejabat Negara, Raffi Ahmad: Kan Enggak Ada Larangannya
- Anak Muda Indonesia Pendiri Desa Bumi Jadi Pembicara di Diskusi PBB
- Masyarakat Bersatu dalam Doa, Dukung Kepemimpinan Lucianty-Syaparuddin untuk Muba Sejahtera
- Naleya Genomik & RSAB Harapan Kita Kerja Sama untuk Pengembangan Tes Genetik Talasemia
- Chef Andri Purwahyulianto Bagikan Kiat Agar Aroma Minyak Wijen Keluar Maksimal
- Jazuli Juwaini Kunjungi dan Berikan Bantuan untuk Keluarga Rouf