Rektor UIN: Korupsi Itu Soal Budaya dan Sistem
Rabu, 15 April 2009 – 15:40 WIB
"Jadi, dosa sosial tidak bisa ditebus dengan ibadah ritual. Saya sedih, (kalau) ada orang jadi tersangka korupsi, tapi diberitakan lagi umroh. So what gitu lho," tukasnya menambahkan.
Akan halnya pembuatan Pojok Antikorupsi di kampus oleh lembaga pimpinan Antasari Azhar itu, lanjut Komarudin, merupakan suatu langkah positif. "Adanya Pojok Antikorupsi ini membuat kami merasa gembira. Ini memberikan suatu cahaya. Saya teringat pernyataan mantan Ketua KPK (Taufiqurrahman) Ruki, bahwa kalau dia berjalan harus siap sunyi sepi, tak ada yang mau menemani," ujarnya.
"Tapi sekarang, tidak (akan) sunyi sepi lagi; kami akan menemani. Kami dari kampus, siap mendukung, mencegah dan memberantas korupsi. Bangsa ini bukan milik nenek-moyang, tapi milik anak-cucu. Maka harus dijaga, syukur-syukur lebih baik," pungkasnya. (gus/JPNN)
JAKARTA - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Komarudin Hidayat, mengaku malu bila ditandangi diplomat dari mancanegara.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Jaksa Agung ST Burhanuddin Soal Jaksa yang Terlibat Judol Hanya Iseng-Iseng, Astaga!
- Pordasi Era Kepemimpinan Aryo Djojohadikusumo Siap Kirim Atlet ke Olimpiade LA 2028
- Menteri Hukum Lantik Widodo Jadi Dirjen AHU, Tekankan Supremasi Hukum yang Transparan
- Mendes Yandri dan Mensos Gus Ipul Teken MoU, Siap Berkolaborasi Entaskan Kemiskinan
- Trisya Suherman: Lukisan Go Green Taruparwa Bisa jadi Penyemangat Para CEO
- Seniman Papua Bawa Pesan Ekologis di Jakarta Biennale 2024