Rektor
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Ia rajin mencatat apa yang dialaminya, apa yang dipikirkannya. Dengan perantaraan catatan-catatan hariannya, kita dapat memperoleh pengetahuan mengenai kehidupan dan tindakan para mahasiswa dengan berbagai permasalahan yang mereka hadapi.
Catatan-catatan itu dikumpukan dan diterbitkan menjadi buku ‘’Catatan Harian Seorang Demonstran’’ (1983).
Di zaman Gie, kampus menjadi ajang pertarungan kaum intelektual yang menentang vs yang mendukung pemerintahan Bung Karno.
Sepanjang 1966-1969, Gie berperan aktif dalam berbagai demonstrasi. Ia tidak bergabung dengan organisasi mahasiswa tertentu, misalnya KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) yang ketika itu menjadi motor gerakan.
Gie lebih suka menjadi lone wolf yang berjuang sendiri melalui tulisan-tulisannya.
Lewat tulisannya ia mengritik Orde Lama dan Presiden Soekarno secara terbuka di media massa. Ia menggelar diskusi terbuka dan tidak pernah takut berdebat dengan para pendukung kekuasaan.
Demontrasi besar terjadi di sepanjang 1966. ABRI, yang tahu kekuatan gerakan mahasiswa yang hebat untuk menjungkalkan kekuasaan Soekarno, berpihak kepada mahasiswa.
Puncak gerakan terjadi ketika demonstran UI Arif Rahman Hakim terbunuh oleh peluru pasukan keamanan.
Lebih baik mati menghirup gas beracun, daripada kebebasannya mati karena menghirup racun kekuasaan
- Prof. Kemas Ridwan Jadi Dekan Baru FTUI, Ini Profil & Kiprahnya
- UI Didorong Membentuk Konsorsium Pendidikan Tinggi Ekraf
- Sosiolog UI Sebut Lukisan Yos Suprapto Tak Melanggar Etika dan Relevan dengan Isu Pangan
- Waspadai Ajakan Jihad ke Suriah, Jangan Terjebak
- Pimpinan MPR Eddy Soeparno Raih Gelar Doktor Ilmu Politik dengan Predikat Cum Laude
- Sidang Doktoral di UI Soal Transformasi Partai, Eddy Soeparno Dapat Nilai Cumlaude