Rela Keluar Masuk Hutan untuk Cari Ibu Hamil
Jumat, 25 Desember 2009 – 06:48 WIB
Perilaku masyarakat mulai berubah. Pada 2007, ada tiga bumil yang meninggal ketika persalinan. Pada 2008, dari 25 bumil, jumlah ibu kurang gizi ada enam orang, sedangkan yang memiliki risiko tinggi saat persalinan ada 10 orang. "Sekarang tidak ada ibu yang kurang gizi. Angka kematian ibu juga nol," tuturnya bangga. Semua itu, kata dia, berkat partisipasi masyarakat yang berupaya berubah. Husniar juga mampu menggerakkan masyarakat sehingga kader posyandu semakin bertambah.
Husniar ingin mengubah mindset masyarakat desanya. Sebab, selama ini para bumil lebih memercayakan persalinannya kepada dukun daripada bidan. "Kami beri penyuluhan rutin agar mereka bersedia rutin memeriksakan kandungan," ungkap Husniar.
Selama 30 tahun mengabdi sebagai bidan, Husniar telah menolong ratusan kelahiran. Biasanya, kata dia, dalam sebulan dia bisa membantu 10-20 proses persalinan.
Ibu empat anak itu saat ini menempuh studi D-4 jurusan bidan pendidik di Stikes (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan) Bukittinggi. Usia tidak menjadi halangan bagi dia untuk belajar. Sebab, lima tahun lagi dia pensiun. Untuk mengisi waktu pensiunnya, Husniah ingin menjadi dosen. Dia ingin membagi ilmunya kepada orang lain. "Saya merasa harus ada yang meneruskan semua ini. Ada hal yang amat berbeda antara teori dan praktik langsung di lapangan," sebut istri Zulfikar itu. Sayang, tak satu pun dari keempat anaknya yang berminat meneruskan pekerjaan luhurnya itu. "Karena itu, saya harus membagi ilmu saya dengan orang lain," ujarnya.
Selain memilih bidan terbaik, IBI yang bekerja sama dengan PT Sari Husada juga memilih tiga bidan inspirasional. Yaitu, mereka yang mendedikasikan hidupnya di daerah terpencil. Mereka adalah Ria Anugerah (Garut), Yogiana Manurung (Jakarta), dan Herawati (Kepulauan Riau).
Bidan-bidan ini telah mendedikasikan hidupnya untuk keselamatan ibu hamil dan bayi yang dilahirkan. Ikatan Bidan Indonesia (IBI) pun menganugerahi
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408