Relawan Lain

Oleh: Dahlan Iskan

Relawan Lain
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Anda sudah tahu: dokter ahli sebenarnya sudah lumayan banyak. Tetapi masih menumpuk di Jakarta (65 persen). Rupanya di lingkungan dokter pun berlaku hukum ''ahli follow the money''.

Ada saatnya: dokter spesialis wajib ke daerah. Di daerah ternyata tidak disiapkan peralatannya. Akhirnya para spesialis itu jadi dokter umum. Mubazir.

Ada saatnya: dokter spesialis ternama jadi penentu. Mereka bersedia ke suatu daerah asal permintaan mereka disetujui. Permintaan utama mereka: sediakan alat terbaru. Tentu juga minta gaji yang cukup.

Saya bertemu beberapa spesialis ternama seperti itu. Misalnya dokter ahli ginjal dr Boyke. Ia mau ke Samarinda asal disediakan alat yang, waktu itu, kota sebesar Surabaya pun belum punya. Sampai istri saya operasi ginjal di Samarinda –sekalian pulang kampung. Ahli seperti Boyke merasa lebih bisa menerapkan keahliannya dengan alat itu. Sambil menularkannya ke sejawat dokter di daerah.

Ahli bedah ortopedi terkenal dr Dwikora juga sama: ia ditawari gabung ke suatu rumah sakit. Dwikora mau dengan syarat: dibangunkan fasilitas operasi yang modern, peralatan yang canggih, dan ruang pemulihan yang terlengkap.

Investor follow ahli.

Ada saatnya: pemerintah melangkah duluan. Belakangan ini. Mau membangun rumah sakit megah, membelikan peralatan modern tapi kesulitan menyediakan ahlinya.

Bahkan, mau membelikan alat-alat modern untuk RSUD. Seperti membeli cathlab sampai 146 buah untuk RSUD. Yang di Tarakan itu, mesin dan peralatan bedah jantungnya lengkap.

SAAT Anda menerima THR hari ini saya dapat kiriman copy artikel saya sendiri di Disway. Yang mengirim: Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News