Relawan Merapi Resah Berita TV Tak Akurat
Senin, 08 November 2010 – 06:00 WIB
Contohnya, Aryo menyebut berita di salah satu stasiun TV swasta pada 29 dan 30 Oktober 2010. Wartawan televisi itu melaporkan awan panas telah mencapai Jl Kaliurang Km 6,2 atau hampir 25 km dari puncak Merapi.
Baca Juga:
Belakangan diketahui, bahwa yang mencapai lokasi tersebut adalah hujan abu, bukan awan panas. "Hari itu banyak sekali warga yang luka-luka karena kecelakaan lalu lintas akibat panik," katanya.
Lalu, pada 4 November, stasiun TV yang lain melaporkan adanya korban meninggal karena lahar panas. Setelah dicek, korban meninggal bukan karena lahar panas, melainkan terkena awan panas. Namun, wartawan televisi itu tetap bersikukuh dengan liputannya.
"Selain hal tersebut, pengulangan berita, stok gambar, running text dan sebagainya tidak menyertakan waktu, seolah-oleh semua kondisi terkini, itu membuat cemas. Bahkan ada relawan yang ditelpon keluarganya diminta pulang saja," katanya.
JAKARTA - Relawan dan pengungsi bencana gunung Merapi resah dengan pemberitaan televisi yang tidak akurat dan berdasar informasi yang sumir. Mereka
BERITA TERKAIT
- Nilai IKIP Kaltim Meningkat, Masuk Tiga Besar Nasional
- Yorrys Raweyai: DPD Akan Mengawal Proses Pembangunan PIK 2 Tangerang
- BPMK Lanny Jaya Diduga Potong Dana Rp 100 juta dari 354 Kampung
- Kipin Meraih Penghargaan Utama di Temasek Foundation Education Challenge
- Sri Mulyani: Setiap Guru adalah Pahlawan yang Berkontribusi Besar bagi Kemajuan Indonesia
- Kerugian Negara Hanya Bisa Diperiksa BPK, Ahli: Menjerat Swasta di Kasus PT Timah Terlalu Dipaksakan