Relawan Tahalele

Oleh: Dahlan Iskan

Relawan Tahalele
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Heboh. Ditentang. Didemo. Di-bully. Dihambat. Salah satunya sampai jadi kasus hukum yang melibatkan TikTok seperti terjadi di Pangkalpinang, Bangka (Disway 20 Maret 2025: Della Surya).

Baca Juga:

Belum semua RSV selesai dibangun. Yang sudah jadi pun ada yang belum bisa dioperasikan. Yang di Surabaya, misalnya, sudah kelihatan selesai tetapi belum dapat izin operasional. Ketegangan terjadi di mana-mana. Ada yang terlihat nyata, ada yang tegang di bawah selimut.

Di Kupang sendiri sebenarnya sudah ada rumah sakit besar: RSUD dr Johannes. Sudah punya cath lab. Sudah bisa pasang ring di jantung, tapi belum bisa lakukan operasi jantung.

Nama Johannes diambil dari ahli radiologi pertama Indonesia kelahiran Rote, NTT. Lahir 1895, meninggal di usia 52 tahun di Den Haag, Belanda.

Membangun gedung mudah: asal punya uang. Membeli peralatan tidak sulit: asal punya uang. Persoalan terberatnya: mencari orang --pun di negeri yang jumlah penduduknya 280 juta.

Jumlah ahli bedah jantung hanya 230 orang --65 persennya hanya mau di Jakarta. Belum lagi ahli anestesi khusus jantung. Juga ahli menjalankan mesin dan instrumennya. Pun perawat khusus paska operasi jantung.

Program Wajib Kerja Sarjana II (WKS II) sudah telanjur dihapus di masa Presiden SBY. Yakni kewajiban bagi yang baru lulus spesialis mengabdi di daerah.

Waktu itu banyak spesialis ke daerah untuk menganggur: tidak ada alat yang diperlukan spesialis tersebut. Kini alatnya ada. Spesialisnya yang kurang.

Anda sudah bisa operasi jantung di Kupang, NTT. Juga bisa pilih di Tarakan, Kaltara. Kemustahilan itu sudah jadi kenyataan.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News