Relief Borobudur Mulai Mengelupas
jpnn.com - MAGELANG – Relief di Candi Borobudur mulai lapuk. Akibatnya, banyak relief yang mengelupas, berlubang, dan berubah warna. Kondisi ini diakibatkan oleh bebatuan candi yang terkena air terus-menerus.
Hal itu terungkap saat kunjungan tim ahli dari Jerman yang melakukan konservasi di candi yang dibangun Dinasti Syailendra itu, Senin (17/11). Tim ahli dari Jerman merupakan hasil kerjasama Pemerintah Republik Federal Jerman dengan UNESCO perwakilan Indonesia dan Balai Konservasi Borobudur (BKB). Mereka melakukan konservasi struktural dan penelitian terhadap kondisi terkini bebatuan Candi Borobudur.
”Kegiatan konservasi ini merupakan salah satu perhatian Pemerintah Jerman dalam pelestarian Candi Borobudur. Sejak 2011, Jerman memang memberikan dukungan, baik dana maupun tenaga ahli untuk melakukan berbagai kegiatan konservasi Candi Borobudur,” kata Ketua Tim Ahli dari Jerman, Hans Leisen, seperti dikutip Radar Jogja.
Tim ahli terdiri dari tujuh anggota dengan berbagai latar belakang disiplin ilmu. Di antaranya, ahli geologi yang fokus melakukan konservasi batu dan sisi geologi Borobudur, serta ahli kimia yang mengamati berbagai reaksi kimia pada batu relief.
Hans menyatakan, pihaknya pada 2014 fokus melakukan pendekatan konservasi terhadap batu relief di dinding Candi Borobudur. Tim telah menetapkan sampel penelitian pada dua bidang relief yang terletak di sisi selatan. Yaitu, lorong pertama Candi Borobudur atau lantai tiga Candi Borobudur. ”Pada dua relief ini, kami me-lakukan penelitian dan pengamatan untuk mencari tahu, penyebab sesungguhnya dari masalah yang ada,” paparnya.
Pada kegiatan konservasi itu, tim melakukan pemeriksaan, identifikasi, dan pemetaan ke-rusakan yang terjadi pada be-batuan relief saat ini. Sistem pemetaan dilakukan berdasar-kan dokumen foto yang diambil pada kondisi semua relief-relief di Candi Borobudur. ”Foto-foto itu diambil pada musim hujan dan kemarau,” katanya.
Foto-foto yang diambil itu kemudian diamati. Dari pengamatan itu, ada perbedaan yang signifikan antara kondisi relief pada musim hujan dan kemarau. Yakni, adanya rembesan air yang diperkirakan menjadi faktor penyebab beberapa kerusakan. Di antaranya, terjadi penge-lupasan, penggaraman atau kerak, lapisan kuning, serta lubang-lubang dan bintik pada batu relief.
Upaya pencegahan rembesan air itu sebetulnya telah dilakukan BKB dengan program pemasangan lead di beberapa titik. Selain itu, sistem drainase di Candi Buddha terbesar itu juga akan diteliti. Tahun lalu, tim dari Jerman sudah melakukan pengamatan sistem drainase dengan memasang kamera pada pipa drainase Candi Borobudur.
MAGELANG – Relief di Candi Borobudur mulai lapuk. Akibatnya, banyak relief yang mengelupas, berlubang, dan berubah warna. Kondisi ini diakibatkan
- 23 Personel Polisi di Sumut Dipecat Sepanjang 2024
- Tinjau Sejumlah Lokasi, AKBP Ruri Pastikan Keamanan Selama Libur Nataru di Banyuasin
- Harimau Sumatra Terekam Kamera di Pesisir Barat Lampung, Melintas Dekat Kandang Jebak
- Satlantas Polrestabes Palembang Sediakan 12 Kantong Parkir di Malam Tahun Baru
- Penumpang Super Air Jet Jakarta-Pekanbaru Terjebak 2 Jam Dalam Pesawat, Begini Kronologinya
- Terseret Arus Sungai, Warga di Mamuju Ditemukan Sudah Meninggal Dunia