Relokasi Angkutan Umum dari Terminal Joyoboyo
Kamis, 27 September 2018 – 11:29 WIB
jpnn.com, SURABAYA - Mulai kemarin Terminal Joyoboyo bersih dari angkutan kota (angkot) maupun bus. Seluruh kendaraan umum ditempatkan di lokasi baru. Yakni, di bagian luar sebelah selatan dan utara terminal. Sejumlah persiapan rampung sejak kemarin (25/9). Garis pembatas untuk tempat angkot ngetem selesai dibuat.
Namun, masalah itu cepat teratasi setelah dilakukan koordinasi dengan pihak terminal dan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya. ''Sudah klir semua. Setiap trayek sudah punya tempat,'' kata Kepala Subunit Terminal Joyoboyo M. Fadli Di setiap lajur angkot, terdapat papan penunjuk rute. Calon penumpang bisa melihatnya agar tidak salah naik angkot. Penumpang harus berjalan cukup jauh jika trayek yang ingin dinaiki berada di zona B. ''Ada dua zona. Zona A dan B. Lokasi zona A berada di sisi paling timur, nomor 1-7. Zona B berada di nomor selanjutnya sampai ujung,'' tambah Fadli.
Baca Juga:
Teknis itu hanya berlaku untuk tempat relokasi di sisi selatan. Sementara itu, tempat relokasi di sebelah utara masih sedikit mengambang. Pemkot berencana membuat tempat serupa seperti sisi selatan, tetapi belum juga terealisasi. ''Untuk angkot yang mengarah ke dalam kota juga akan kami buatkan seperti ini. Tapi, sementara hanya markah pembatas di jalan,'' jelas Fadli.
Untuk melancarkan relokasi angkot hari ini, pihaknya sudah berkoordinasi dengan beberapa pihak. Baik dari dishub maupun pihak kepolisian. Fadli mengatakan sudah meminta izin untuk menggunakan satu lajur sebagai lokasi angkot ngetem.
Dengan diberlakukan sistem tersebut, Fadli tidak memungkiri bahwa potensi kemacetan akan cukup tinggi di dua jalan itu. Baik di jalan Joyoboyo menuju ke Gunungsari maupun dari arah sebaliknya menuju dalam kota. ''Ya kalau macet di awal-awal pasti. Kami akan lakukan pengaturan lalu lintas sebaik-baiknya. Kalau sudah terbiasa, akan lancar kembali,'' paparnya.
Relokasi angkot tersebut dilakukan terkait perombakan Terminal Joyoboyo menjadi terminal intermoda serta park and ride. Pembangunan megaproyek senilai Rp 211 miliar itu direncanakan berlangsung selama 15 bulan. Selama itu angkot-angkot menempati tempat relokasinya. ''Kalau sudah selesai, akan kami kembalikan ke dalam. Tentu ada penyesuaian lagi,'' jelas Fadli. (din/c15/ayi)
Dengan diberlakukan sistem tersebut, Fadli tidak memungkiri bahwa potensi kemacetan akan cukup tinggi di dua jalan itu
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Kawal Pendistribusian Logistik Pilkada, Anggota Polres MBD Berjalan Kaki 3 Jam
- Gunung Semeru Erupsi 3 Kali, Tinggi Letusan hingga 1.000 Meter
- Jadi Tersangka Korupsi Dana Desa, Oknum Kades di Jember Ditahan Polisi
- Mengubah Sampah Jadi Pulsa, Begini Caranya
- Dor! Mulyono Ditembak Tim Polda Riau, Dia Bawa Sabu-Sabu Senilai Rp 30 Miliar
- Jalan Utama Penghubung Riau-Sumbar Putus Total, Ini Alternatifnya