Remaja Indonesia Kian Sadis

Sakit Hati, Pasangan Kekasih Bunuh Teman SMA

Remaja Indonesia Kian Sadis
CINTA SEGITIGA: Ibu korban Elizabeth Diana tak kuasa menahan haru dalam pemakaman putrinya, Ade Sara Angelina Suroto, di TPU Pondok Kelapa, Jakarta Timur, kemarin siang. Getty Images

Kabidhumas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto mengatakan, alur pembunuhan berawal dari Syifa yang mengajak bertemu Sara pada Selasa (4/3). Sebelumnya, kepada keluarga, Sara pamit untuk pergi les bahasa Jerman, sekaligus menginap di rumah temannya di Rawamangun, Jakarta Timur.

Sara dan Syifa kemudian bertemu di dekat Stasiun Kereta Api Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat. Di sana, Hafitd juga menunggu. Kedua pelaku membujuk Sara bersedia ikut mereka di mobil KIA Visto.

Di dalam mobil, korban sempat bicara tidak suka. Terjadilah cekcok mulut saat Hafitd menanyakan penyebab susah komunikasi. Karena kesal, Hafitd memukul korban dengan sepatu milik Syifa.

Korban sempat menggigit lengan Hafitd. Namun, Syifa memegangi tubuh korban hingga terjadilah penganiayaan. Dengan kondisi masih menyetir Hafitd menyetrum tubuh korban dengan sebuah alat. Korban pun pingsan. Nah, saat itu-lah Syifa menyumpal mulut korban dengan koran. Hasil visum menunjukkan korban meninggal dunia akibat kertas yang menyumbat tenggorokan.

Sadar korban sudah meninggal, pasangan kekasih ini lantas berkeliling dari Rawamangun menuju Jakarta Selatan, hingga larut malam. Nah, sekitar pukul 04.00, Rabu (5/3) keduanya memutuskan membuang Sara di ruas tol.

Ditemui saat pemakaman, rekan korban di tempat les, Nadia Amanda Pritami (22), mengaku sempat berkomunikasi sesaat sebelum pembunuhan tersebut. Bahkan, satu hari sebelumnya, Minggu (2/3), Nadia bareng Sara nonton Java Jazz Festival.

”Ketika  itu sempat curhat juga. Dia punya tujuh mantan. Yang paling lama itu Hafitd,” kata Nadia.

Nadia mengaku masih berkomunikasi melalui WhatsApp dengan Sara pada Senin. Sara menyampaikan masih menunggu temannya di dekat Stasiun Gondangdia. Sebenarnya, Nadia hendak menanyakan mengapa Sara tidak kunjung datang ke tempat les bahasa Jerman, di Goetha Institute, Jakarta Pusat. Padahal, waktu les sudah tiba pukul 18.30.

JAKARTA - Apa yang terjadi dengan remaja Indonesia sekarang? Perilaku mereka semakin mencemaskan. Di Jakarta, hanya karena sakit hati, seorang pemuda

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News