Remaja Produktif di Perbatasan Pilih Kerja di Malaysia
Jumat, 07 Oktober 2011 – 14:56 WIB
SAMARINDA - Realita miris kehidupan warga di perbatasan Kaltim. Dari pantauan di lapangan yang dilakukan Badan Pengelolaan Kawasan Perbatasan, Pedalaman, dan Daerah Tertinggal (BPKP2DT) Kaltim belakangan ini, diketahui hampir tak ada remaja usia produktif di daerah perbatasan yang meliputi Malinau, Nunukan, dan Kutai Barat atau disingkat Manukubar. "Saya sudah datang ke desa-desa itu. Sebanyak 15 kecamatan ini terisolasi dan tertinggal karena hanya dapat dijangkau dengan pesawat udara," katanya.
Kepala BPKP2DT Kaltim Adri Patton mengatakan, sebagian besar para remaja usia pekerja itu memilih menyeberang ke negara tetangga, bekerja mencari penghasilan untuk menghidupi keluarga. "Di daerah perbatasan kita hanya menemui orang tua dan anak-anak," katanya.
Baca Juga:
Fakta ini, jelas dia, tentu menambah keprihatinan terhadap kondisi warga di kawasan perbatasan. Saat ini saja, jelas dia, sebanyak 15 kecamatan di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia masih tersisolasi. Kecamatan itu membawahi 526 desa di Manukubar.
Baca Juga:
SAMARINDA - Realita miris kehidupan warga di perbatasan Kaltim. Dari pantauan di lapangan yang dilakukan Badan Pengelolaan Kawasan Perbatasan, Pedalaman,
BERITA TERKAIT
- Heboh Anggaran Belanja Gamis & Jilbab Senilai Rp 1 M Lebih di Kabupaten Banggai
- Kunker ke Riau, Menteri Hanif Faisol Tutup TPA Liar di Kampar
- 209 Warga Terdampak Pergerakan Tanah di Kadupandak Dievakuasi
- Ombudsman Minta Polda Sumbar Ungkap Motif Kasus Polisi Tembak Polisi Secara Transparan
- Lulus SKD, 163 Pelamar CPNS Batam Lanjut ke Tahap SKB
- Puluhan Ribu Masyarakat Pekanbaru Penuhi Kampanye Akbar Agung-Markarius