Remaja Produktif di Perbatasan Pilih Kerja di Malaysia
Jumat, 07 Oktober 2011 – 14:56 WIB
Adri pun mendesak rencana percepatan pembangunan perbatasan di Kaltim. Anggaran perbatasan harus diprioritaskan untuk membangun lima kecamatan di Malinau, 8 kecamatan di Nunukan yang berbatasan dengan Serawak dan Sabah, Malaysia serta dua kecamatan di Kubar.
"Selama 66 tahun Indonesia merdeka tapi kehidupan mereka belum merdeka. Sembako didatangkan dari Malaysia. Di dunia pendidikan, anak bangsa sekolah SD di Indonesia tapi SMP di Malaysia. Ini menyedihkan," kata Alumnus S3 Manajemen Publik Universitas Barawijaya ini.
Sebelumnya, Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak berjanji membangun kawasan perbatasan menjadi beranda terdepan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Langkah awal, adalah memperluas semua bandara-bandara di daerah perbatasan agar bisa didarati pesawat berbadan lebar. Seperti peningkatan panjang dan lebar landasan Bandara Yuvai Semaring di Nunukan dari panjang 900 meter dan lebar 23 meter menjadi panjang 1.600 meter dan lebar 30 meter. Pengerjaan proyek bandara di Krayan itu dikerjakan oleh kontraktor pelaksana PT Waskita Karya dengan nilai kontrak Rp 37,7 miliar. Rencananya bandara ini mendapat alokasi sebesar Rp 120 miliar melalui program multi years APBD 2012-2013.
"Kita juga mendapat dukungan alokasi APBN senilai Rp 81,4 miliar untuk dua paket pembangunan jalan dari Malinau ke Long Bawan," kata Faroek.
SAMARINDA - Realita miris kehidupan warga di perbatasan Kaltim. Dari pantauan di lapangan yang dilakukan Badan Pengelolaan Kawasan Perbatasan, Pedalaman,
BERITA TERKAIT
- Heboh Anggaran Belanja Gamis & Jilbab Senilai Rp 1 M Lebih di Kabupaten Banggai
- Kunker ke Riau, Menteri Hanif Faisol Tutup TPA Liar di Kampar
- 209 Warga Terdampak Pergerakan Tanah di Kadupandak Dievakuasi
- Ombudsman Minta Polda Sumbar Ungkap Motif Kasus Polisi Tembak Polisi Secara Transparan
- Lulus SKD, 163 Pelamar CPNS Batam Lanjut ke Tahap SKB
- Puluhan Ribu Masyarakat Pekanbaru Penuhi Kampanye Akbar Agung-Markarius