Rembesan Garam Impor Ganggu Harga Konsumsi
jpnn.com, SURABAYA - Harga garam rakyat berpotensi terganggu merembesnya garam impor di pasar konsumsi.
Ketua Himpunan Masyarakat Petani Garam (HMPG) Jatim M. Hasan mengatakan, potensi merembesnya garam impor ke pasar konsumsi masih besar.
Terutama jika perusahaan yang mengimpor tersebut memiliki dua jenis usaha, yaitu industri dan konsumsi.
’’Harus dilakukan verifikasi terhadap mesin yang digunakan. Kalau yang digunakan untuk garam industri dan konsumsi sama, potensi merembes cukup besar. Selain mesin, juga verifikasi terhadap gudang,’’ ujar Hasan, Jumat (8/6).
Menurut dia, bila kondisi itu dibiarkan, kasus rembesan garam impor bakal meluas. Dampaknya, pola penyerapan garam bisa terganggu.
Apalagi, pada akhir Juni, panen mulai merata. Saat ini harga garam di level petani mencapai Rp 1.900–Rp 2.000 per kg.
’’Harga garam impor lebih murah, Rp 500–Rp 600 per kg. Bila itu dibiarkan, ada indikasi kartel dengan keuntungan yang besar,’’ kata Hasan.
Karena itu, pihaknya mendesak untuk dibentuk satgas khusus komoditas garam.
Harga garam rakyat berpotensi terganggu merembesnya garam impor di pasar konsumsi.
- Harga Garam dan Cabai Jatim Anjlok, PKS: Importir Terus Bergentayangan
- Garam NTT Berpotensi Besar Jadi Pengganti Impor
- PDIP Mengingatkan Mendag Lutfhi Jangan Mengorbankan Petani
- Semoga Pemerintah Baca Keluhan Ini, Harga Garam Anjlok jadi Rp 200
- Harga Garam di Kabupaten Serang Anjlok
- Pemerintah Diminta Segera Stabilkan Harga Garam Konsumsi