Rempah, Rahasia Bumbu Bercinta Tempo Doeloe
Itu pengakuan mengejutkan. Pun demikian, karyanya terus dicetak ulang. Hingga 300 tahun setelah kematian Konstantinus, buku De Coitu tetap populer.
Perlu juga diketahui, meski selalu meresepkan rempah dalam hubungan bercinta, buku itu tak mengabaikan metode rayuan konvensional.
Seperti ciuman di pipi, berpegangan tangan, menatap muka, menghela nafas panjang, atau menghisap lidah--istilah Latin pada Abad Pertengahan untuk menyebut french kiss. Namun, bila semua itu tak berhasil, barulah coba ramuan berempah.
Ilmuwan Berpengaruh
Konstantinus bukan sembarang orang. Pendeta kelahiran Carthage pada 1020 dan meninggal pada 1087 di biara Benediktin, Montecassino merupakan figur yang sangat berpengaruh.
Sebelum menjadi seksolog ternama, ia merantau ke Babilonia (pusat pendidikan di zamannya), India, Mesir dan Ethiopia. Tiga puluh sembilan tahun lamanya ia bertulang di negeri-negeri itu sebelum akhirnya mudik dan jadi pendeta.
Konstantin-lah yang memelopori penerjemahan naskah ilmiah dan filosofi Arab ke bahasa latin.
Sejarah menggadang-gadang namanya sebagai ilmuwan yang, "memperkenalkan Eropa akan metode penelitian ilmiah setelah lama terlupakan sejak keruntuhan Romawi," papar Jack Turner, penerima gelar M.B.A Kajian Klasik di Universitas Melbourne.
DE COITU (On Sexual Intercourse) karya Konstantinus Afrikanus (1020-1087) buku petunjuk seks paling utama pada Abad Pertengahan. Rempah-rempah selalu
- Freddie Mercury, Majusi dan Asma Allah di Jagat Rock
- Tak Perlu Sekolah Tinggi, Inilah Kisah Penemu Listrik...
- Benarkah Ekspedisi Pamalayu Penaklukkan Jawa atas Sumatera? Ini Bukti Arkeologisnya...
- Saat Ditemukan, Candi ini Menginspirasi Belanda Membuat Kapal, Eh...Ditenggelamkan Nazi
- Kota Tjandi, Nama Asli Wilayah Candi Muara Takus
- Obituari Ani Yudhoyono