Rencana Berulang Tahun di Puncak

Rencana Berulang Tahun di Puncak
Rencana Berulang Tahun di Puncak
Sejatinya, hati keluarga sudah geregetan saat perusahaan melakukan monitoring pesawat Cassa melalui pesawat milik Susi Air. Dia berharap saat itu juga ada orang yang diturunkan dari pesawat atau helikopter untuk melihat kondisi penumpang. Namun, harapan bahwa orang tuanya masih hidup makin menipis saat dia tahu pesawat itu tidak melakukan apa-apa.

Perasaannya makin karuan ketika sore hari dikabarkan hujan turun di hutan tersebut. Berdasar informasi yang dia kumpulkan, cuaca bisa sampai 2 derajat dari keadaan normal yang rata-rata 21 derajat. Kalaupun ada yang selamat, bisa jadi kedinginan dan terserang hiportemia. "Apalagi, pintu pesawat terbuka," imbuhnya.

Dia lantas meningat satu komunikasi terakhir yang dilakukan ayahnya. Sebelum terbang meninggalkan Medan, seperti biasa Sutopo menelepon istrinya yang bernama Barbara Yulianti. Rutinitas komunikasi yang dilakukan Sutopo setiap hendak terbang itu juga tidak berbeda dari biasanya. Mengingatkan istrinya untuk sarapan dan senam.

Komunikasi yang dilakukan pukul 06.00 tersebut berubag menjadi ketegangan ketika PT NBA menginformasikan pesawat belum sampai di Aceh. Padahal, harusnya sudah landing pukul 08.00. Tangis keluarga pecah ketika televisi mulai menayangkan pesawat Cassa 212 jatuh. Informasi yang diberikan perusahaan kemudian juga sangat terbatas.

KESEDIHAN terpancar dari salah satu rumah di Perumahan Villa Japos, Ciledug, Tangerang, Banten. Rumah itu adalah milik keluarga B. Sutopo, FOO (Flight

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News