Rencana Eksekusi Hukuman Mati, Jokowi Tukang Bohong
jpnn.com - JAKARTA - Presiden Joko Widodo alia Jokowi dinilai telah melakukan pengingkaran terhadap janji politiknya yang tercantum di dalam Nawa Cita. Hal ini terkait rencana eksekusi hukuman mati terhadap 10 terpidana mati kasus narkoba.
Nawa Cita merupakan sembilan agenda Jokowi-Jusuf Kalla saat menjadi calon presiden dan wakil presiden. "Di dalam janji presiden, salah satunya adalah penghormatan terhadap hak asasi manusia," kata Direktur Program Imparsial Al Araf di kantor Human Right Working Group, Menteng, Jakarta, Minggu (26/4).
Araf mengatakan, penghormatan terhadap hak asasi manusia salah satunya adalah terhadap hak untuk hidup. "Nah, konsekuensi dasar dari penghormatan untuk hidup adalah maka negara tidak menerapkan eksekusi mati dalam praktek hukumnya," ucap Araf.
Araf bahkan menyebut Jokowi sebagai tukang bohong. "Rencana eksekusi mati ini merupakan satu bentuk pengingkaran presiden atas janji politiknya. Itu sama saja saya mau bilang presiden tukang bohong," ujarnya.
Araf menambahkan, eksekusi mati seringkali bersifat diskriminatif. Seringkali, orang-orang yang terkena eksekusi mati adalah mereka yang tidak memiliki akses kekuasaan dan keuangan. "Dalam konteks itu kami menolak penerapan eksekusi hukuman mati," tegas Araf. (gil/jpnn)
JAKARTA - Presiden Joko Widodo alia Jokowi dinilai telah melakukan pengingkaran terhadap janji politiknya yang tercantum di dalam Nawa Cita. Hal
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Refleksi dan Proyeksi Kemenag 2025, Saatnya Introspeksi
- Malam Tahun Baru, Ancol Hadirkan Pertunjukan 1.000 Drone hingga Pesta Kembang Api
- Kenaikan PPN dari Rakyat Akan Kembali kepada Rakyat
- Halalin Luncurkan Sistem Pembelajaran Sertifikasi Halal Berbasis Digital, Buka Peluang Kerja Baru
- Ini Kesimpulan Polisi soal Mahasiswi UPI Tewas di Gedung Gymnasium
- Menyikapi Status Tersangka Hasto, Said PDIP Harap KPK Lepas dari Intervensi