Rencana Pembangunan Gedung di Bekas Lokasi Bom Bali Diprotes
Serangan teroris pada 12 Oktober 2002 menyebabkan 202 orang tewas, termasuk 88 warga Australia.
Sejak puing-puing dari ledakan itu dibersihkan, situs tersebut telah digunakan sebagai tempat parkir, dengan beberapa kios kecil juga beroperasi di sana.
Kebingungan
Berbagai upaya dilakukan oleh para penyintas dan pihak-pihak lain yang berkepentingan untuk mengamankan situs itu demi pembangunan tugu peringatan, di tengah kerumunan jalur utama Kuta, telah digagalkan.
"Saya pikir ada penipuan, kebingungan, dan lahan itu terus berubah selama ini," kata ketua Asosiasi Taman Perdamaian Bali, David Napoli.
"Kami telah menghadapi banyak perlawanan dari pemilik [situs]. Salah satu masalahnya adalah ketidakmampuan kami untuk menghubungi pemilik, dan melakukan tatap muka," kata Napoli.
Photo: Sari Club luluh lantak akibat bom di tahun 2002. (Supplied: Bill Hardy)
"Begitu konstruksi dimulai, tentu saja, saya pikir kami sudah kehilangan harapan untuk mencapai tujuan kami sebagai taman peringatan untuk para korban yang tewas."
Napoli mengatakan unsur paling mengecewakan dari proposal tersebut adalah bahwa pemerintah daerah, termasuk Gubernur sebelumnya, memberikan jaminan berkelanjutan bahwa situs tersebut akan dicadangkan sebagai tempat untuk mengingat para korban.
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata