Rencana Penamaan Puncak Jokowi di Kawasan Wisata Mandeh jadi Kontroversi
jpnn.com, PESISIR SELATAN - Rencana Bupati Pesisir Selatan Sumatera Barat Rusma Yul Anwar yang akan mengubah nama Puncak Paku di kawasan wisata Mandeh menjadi dengan nama Puncak Jokowi memicu kontroversi.
Konon penolakan muncul, terutama dari masyarakat yang tinggal di Kawasan Mandeh Sungai Nyalo Mudiak Aia, Kecamatan Koto XI Tarusan.
“Penamaan suatu jalan atau kawasan di Mandeh ini memiliki cerita dan nilai sejarah tersendiri. Jadi, masyarakat sangat terkejut ketika ada rencana dari bupati mengubah nama Puncak Paku menjadi Puncak Jokowi," kata salah seorang tokoh pemuda di kawasan Mandeh, Alesandro Satri, seperti dilansir dari Padek, Jumat (23/4).
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Sei Nyalo Mudiak Aia itu mengatakan bahwa Puncak Paku selama ini sudah menjadi kebanggaan warga setempat.
"Pemberian nama Puncak Paku itu juga ada sejarahnya, sehingga menjadi cerita kepada wisatawan yang berkunjung,” katanya.
Dia mengatakan, penamaan Puncak Paku karena dahulu di daerah itu banyak ditanami tumbuhan paku yang bisa dikonsumsi masyarakat.
Begitu pula penamaan kawasan lain di Kawasan Mandeh seperti Kapo-Kapo karena di lokasi itu dulu banyak ditanami pohon Kapo.
“Kami berharap rencana bupati mengubah nama Puncak Paku menjadi Puncak Jokowi dibatalkan karena merusak tatanan sejarah yang telah ada. Kalau ingin bikin nama di tempat lain saja yang punya landasan sejarahnya,” kata pegiat wisata yang akrab disapa Satri ini.
Ada yang terkejut mendengar Puncak Paku bakal berganti nama menjadi Puncak Jokowi.
- Tim SAR Temukan 1 Korban Banjir di Pesisir Selatan
- 6 Korban Bencana di Pesisir Selatan Masih dalam Pencarian
- Banjir-Tanah Longsor Pesisir Selatan Sumbar, 10 Warga Ditemukan Meninggal Dunia
- BMKG Imbau Masyarakat Mewaspadai Potensi Rob di Pesisir Jabar, Jateng, dan DIY
- Banjir Melanda Pesisir Selatan, BPBD: Fokus Utama Kami Menyelamatkan Warga
- Bupati Pesisir Selatan Copot Direktur RSUD M. Zen Painan, Ini Alasannya