Rencana Strategis Riset Indonesia
Oleh: Kholis Abdurachim Audah, PhD
Keanekaragaman dan kekayaan hutan tropis Indonesia diyakini sebagai yang terbesar kedua di dunia setelah Brazil (Wikipedia), yaitu mencakup 10 persen dari hutan dunia yang tersisa (USAID Report on Conservation of Tropical Forests and Biological Diversity In Indonesia, 2008). Apa yang terjadi selama ini menurut hemat penulis, eksplorasi kekayaan hutan kita masih sangat minim sekali.
Yang ada baru sebatas eksploitasi kekayaan hutan, yaitu kegiatan logging atau penebangan hutan, dan pertambangan baik itu yang secara resmi maupun secara liar. Padahal di hutan-hutan tropis Indonesia terdapat berbagai jenis hewan dan tumbuhan yang memiliki potensi yang sangat besar baik dari segi ilmu pengetahuan maupun pemanfaatannya bagi kehidupan masyarakat Indonesia.
Penulis sebut salah satu contoh adalah keragaman hayati hutan tropis Indonesia. Indonesia memiliki sekitar enam ribu (6000) tanaman yang memiliki hasiat obat-obatan. Dengan potensi yang demikian besar ini dan ditunjang dengan riset dasar yang kuat, Indonesia semestinya sudah menjadi produsen obat-obatan terbesar di dunia. Dalam hal ini bukan berarti semua bidang obat-obaan dan kedokteran harus kita kuasai.
Kita prioritaskan riset-riset di bidang obat-obatan yang banyak kita jumpai di iklim tropis baik yang berada di sekeliling rumah kita, hutan dan lautan kita yang sangat luas dengan berbagai keanekaragaman hayatinya (natural products).
Upaya pencarian obat-obatan ini juga harus diselaraskan dengan riset di bidang penyakit-penyakit yang umumnya ditemukan di daerah-daerah tropis seperti Indonesia, seperti misalnya penyakit-penyakit yang disebarkan oleh nyamuk, yaitu malaria, demam berdarah, chikungunya dan banyak lagi penyakit yang disebabkan kontak manusia dengan serangga atau hewan lainnya (flu burung, swine flu).
Dalam dunia ilmu pengetahuan, sebuah obat baru bisa dinyatakan layak untuk dikonsumsi oleh manusia, jika obat-obat ini sudah melalui berbagai rangkaian riset dan percobaan. Dalam hal ini Institut Pertanian Bogor (IPB) sudah mempelopori riset ke arah ini dengan membuka pusat riset baru yaitu Pusat Studi Biofarmaka.
4. Riset penyakit-penyakit tropis
Sejalan dengan kegiatan riset obat-obaan tropis yang disebutkan di atas, kegiatan riset dalam bidang penyakit tropis juga harus dilakukan. Inisiatif pembangunan Pusat Studi Biofarmaka harus didukung dengan kegiatan riset di bidang kedokteran. Pemerintah harus terus mendorong berbagai kegiatan riset dan pengembangan di bidang ini. Tujuan dari kegiatan riset di bidang ini adalah agar kita bisa mandiri dalam menghadapi berbagai tantangan dalam bidang kesehatan dengan mampu melakukan upaya pencegahan dan pengobatan berbagai macam penyakit yang banyak dijumpai di masyarakat.
TINGKAT kemajuan sebuah negara dapat diukur dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi itu
- Darurat Penyelamatan Polri: Respons Terhadap Urgensi Pengembalian Reputasi Negara Akibat Kasus Pemerasan DWP 2024
- Mengenang Thomas Stanford Raffles, Perintis Resident Court Dalam Sistem Juri di Hindia Belanda
- Menolak Lupa!: Pentingnya Pilkada Langsung Dalam Kehidupan Demokrasi Bangsa Indonesia
- Mengkaji Wacana Wadah Tunggal KPK Dalam Pemberantasan Korupsi
- Quo Vadis Putusan MK Soal Kewenangan KPK Dalam Kasus Korupsi TNI: Babak Baru Keterbukaan & Kredibilitas Bidang Militer
- Menelusuri Jejak Pelanggaran Etika Bisnis: Pinjaman Online Ilegal