Rencana Trump terkait Yerusalem Ditentang Anak Buah Sendiri

jpnn.com, WASHINGTON - Kemungkinan bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang akan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel menimbulkan pertentangan di dalam Amerika Serikat sendiri.
Para pejabat dalam negeri dan asing yang berada di Negara Paman Sam itu pun cemas hal tersebut dapat memicu kekerasan.
Keputusan seperti itu mereka sebut akan melanggar kebijakan AS untuk tidak mengambil keputusan mengenai nasib Yerusalem. Karena, itu adalah isu yang harus dinegosiasikan dan dipastikan oleh Israel dan Palestina.
Jika Trump melakukan langkah seperti itu, papar mereka, hal tersebut bisa memicu demonstrasi atau kekerasan oleh orang-orang Palestina atau oleh umat Islam di seluruh dunia.
Sebagian karena sensitivitas situs di Yerusalem yang dikenal Yahudi sebagai Bukit Bait Suci dan Muslim sebagai Haram al-Sharif.
Israel merebut Yerusalem Timur yang mencakup Masjid Al Aqsa, situs tersuci ketiga dalam Islam, dan Kubah Batu emas, juga merupakan tempat sebuah kuil Yahudi kuno tempat tersuci dalam Yudaisme, selama perang pada tahun 1967. (Reuters/BBC/iml/JPC)
Jika Trump melakukan langkah seperti itu, papar mereka, hal tersebut bisa memicu demonstrasi atau kekerasan oleh orang-orang Palestina
Redaktur & Reporter : Adil
- Bantah Israel, Trump Menjamin Warga Palestina Tak Akan Diusir dari Gaza
- Preman Saham
- Menlu China Tolak Usulan Trump soal Gaza
- 4 WNI Jadi Korban Kebijakan Donald Trump, Ada yang Dideportasi
- Donald Trump Berkuasa, Amerika & Hamas Berdialog Langsung Tanpa Perantara
- Volodymyr Zelenskyy Menyesali Pertengkaran dengan Donald Trump