Renegosiasi Kontrak Gas Tangguh Bukan Prestasi Istimewa Hatta

Renegosiasi Kontrak Gas Tangguh Bukan Prestasi Istimewa Hatta
Renegosiasi Kontrak Gas Tangguh Bukan Prestasi Istimewa Hatta

Dia menjelaskan, poin penting penetapan harga kontrak selalu terbuka untuk direnegosiasikan. Jadi, bukan sesuatu yang tertutup atau permanen. Itu terlihat dari fakta bahwa pada tahun 2006 terjadi perubahan penetapan harga menjadi lebih tinggi sebagai akibat kenaikan harga minyak di pasar internasional.

"Karena itu, kontrak penjualan gas ke Tiongkok dapat dipahami sebagai pilihan rasional karena pada saat itu penjualan gas di pasar internasional dapat dikonspetualisasikan sebagai pasar pembeli," jelas Makmur.

Selain itu menurut Makmur kontrak Tangguh juga terkait dengan investasi lain seperti bantuan untuk Jembatan Suramadu, power plant dll. Nah, pada saat tender dilakukan, Indonesia terancam oleh penawaran gas yang lebih murah dari Australia, maka pendekatan politikpun dilakukan oleh Megawati, antara lain melalui diplomasi dansa.

"Atas apa yang dilakukan pemerintah dengan demikian memang wajar dilakukan. Karena kontraknya memang memberi ruang negosiasi setiap 4 tahunan. Yang kini menjadi persoalan justru perpanjangan kontrak Freeport sebelum masa berlakunya habis," tutupnya. (mas/jpnn)
 

Berita Selanjutnya:
Dahlan Saur Bareng Santri

JAKARTA - Calon wakil presiden RI nomor urut 2, Jusuf Kalla (JK) menyatakan tidak ada yang istimewa dari klaim keberhasilan pemerintahan saat ini


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News