Renta, Menjual Koran Meski Wajah Tertutup Perban
jpnn.com - HAMPIR seluruh wajahnya tertutup perban. Abdul Rahman namanya. Seorang kakek penjual koran yang biasa ditemui di sekitar stasiun pengisian bahan bakar Casablanka, Jakarta Selatan.
Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan akhirnya merespons laporan warga kakek tersebut. Kakek Rahman sempat menjadi viral.
Banyak warga yang iba melihat perjuangannya mencari nafkah dengan kondisinya yang sudah tua dan memakai perban di wajah.
Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Mursidin menuturkan, petugas Pelayanan, Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) telah berupaya menyelamatkan kakek itu. Pihaknya kini sudah mengajak kakek itu ke Panti Sosial Tresna Werdha milik Dinas Sosial DKI Jakarta yang dikhususkan orang lanjut usia.
"Kakek Abdul Rahman itu sudah kami tawarkan untuk ikut ke panti. Tapi engggak mau. Katanya dulu pernah ikut ke panti terus tidak kerasan," kata Mursidin di kantornya, Kamis (27/10).
Dia melanjutkan, Kakek Rahman tidak mau ke panti karena mengaku masih memiliki keluarga. Pria renta itu ternyata masih memiliki satu anak yang tinggal bersamanya di Menteng Dalam, Jakarta Selatan.
"Di tahun 2015 petugas sosial kami yang ada di kecamatan dan Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan pernah mengajaknya ke panti. Karena enggak betah, dia keluar. Sempat juga diberikan sembako waktu itu," terang Mursidin.
Selain itu, karena merasa masih punya anak yang perlu diurusi, Kakek Rahman enggan tinggal di panti.
HAMPIR seluruh wajahnya tertutup perban. Abdul Rahman namanya. Seorang kakek penjual koran yang biasa ditemui di sekitar stasiun pengisian bahan
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS