Rentan Inflasi, Menteri Keuangan Waspadai Lonjakan Sejumlah Komoditas
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mewaspadai beberapa komoditas yang berpotensi terjadi kenaikan.
"Bersyukur kita ada di level yang cukup terkendali dan rendah 1,66 persen saat ini. Namun, ke depan kita harus melihat seluruh komponen inflasi apakah ada potensi kenaikan dalam pemulihan ekonomi," katanya dalam konferensi pers APBN KiTa, Kamis (25/11).
Sri Mulyani mengatakan bahwa dari sisi permintaan juga akan mengalami kenaikan menjelang akhir tahun dan kondisi Covid-19 yang sudah mulai terkendali.
Namun, Sri Mulyani mewaspadai beberapa komoditas yang mengalami kenaikan, di antaranya pakan, alas kaki, perlengkapan rumah tangga, hingga transportasi.
"Pakan dan alas kaki ada sedikit kenaikan tetapi masih di bawah level yang rendah. Perlengkapan rutin rumah tangga mengalami kenaikan. Sedangkan makanan dan minuman masih relatif stabil. Untuk transportasi terjadi kenaikan adanya mobilitas dari masyarakat," jelas Menteri Keuangan Terbaik 2022 versi Global Markets itu.
Selain itu komoditas energi dan pertambangan juga meningkat.
Sri Mulyani menilai harus hati-hati menyikapi kenaikan harga komoditas tersebut. Sebab kenaikan harga akan menyebabkan tekanan inflasi.
"Di Amerika Serikat, inflasi sudah 6,2 persen, tertinggi sejak 30 tahun terakhir, Argentina 52 persen inflasinya selama dua kuartal berturut-turut, Turki juga inflasinya mencapai 20 persendengan nilai tukar mengalami depresiasi tajam 35,5 persen," tambahnya.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mewaspadai beberapa komoditas yang berpotensi terjadi kenaikan.
- Rapat Bareng Kepala Baratin, Anggota Komisi IV Singgung Pengawasan Berbasis AI
- PPN Bakal Naik 12 Persen, Gaikindo Merespons Begini
- Sri Mulyani Keukeuh PPN Naik jadi 12 Persen pada 2025, Siap-Siap ya Rakyat!
- Rupiah Hari Ini Makin Ambyar Terpengaruh IHK Amerika
- Sri Mulyani Buka-bukaan soal Peluang APBN Perubahan, Permintaan Prabowo?
- Sri Mulyani Akui Kemenangan Donald Trump Punya Pengaruh Besar