Repotnya Memamerkan Lukisan Raden Saleh di Galeri Nasional
Rayu Kolektor agar Mau Pinjamkan Koleksinya
Sabtu, 16 Juni 2012 – 00:01 WIB

Werner Krauss, Kurator Pameran berpose di depan lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro. Foto: Dhimas Ginanjar/JAWA POS
Pameran tunggal lukisan Raden Saleh di Galeri Nasional Jakarta pada 3"17 Juni 2012 membutuhkan biaya miliaran rupiah. Pameran pertama setelah kematian sang maestro 132 tahun silam itu dijaga sangat ketat.
DHIMAS GINANJAR, Jakarta
MATA Werner Krauss selalu berbinar setiap kali memandangi lukisan berukuran 112 x178 cm di tembok berwarna merah di gedung Galeri Nasional. Lukisan itu bercerita tentang tentara Belanda yang menjemput seseorang berjubah putih dan beserban hijau. Tampak kesedihan penduduk yang berusaha menahan sang tokoh agar tidak dibawa penjajah.
Menurut Krauss, sosok yang dilukis Raden Saleh adalah Pangeran Diponegoro, pahlawan nasional kelahiran Jogjakarta yang ditangkap Jenderal De Kock di Magelang, 28 Maret 1830. Lukisan berjudul asli Die Gefangennahme Diepo Negoros atau Penangkapan Diponegoro tersebut dibuat pada 1857, dua tahun setelah wafatnya sang pahlawan di Benteng Rotterdam, Makassar, 8 Januari 1855.
Di sebelah kanan bawah lukisan terdapat sebuah keterangan dalam kertas kecil berbunyi: Koleksi Istana Kepresidenan. "Saya butuh waktu empat bulan untuk bisa mengeluarkan lukisan ini dari istana," ujar kurator lukisan asal Jerman itu Kamis (14/6).
Pameran tunggal lukisan Raden Saleh di Galeri Nasional Jakarta pada 3"17 Juni 2012 membutuhkan biaya miliaran rupiah. Pameran pertama setelah
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu