Repotnya Mengikuti Forum Kelas Dunia di Kota Kecil Davos
McD pun Tak Ada, Terpaksa Diganjal Indomie
Selasa, 25 Januari 2011 – 08:08 WIB
Davos memang terkenal sebagai kota peristirahatan dan bermain ski. Wajar kalau sangat dingin dan saljunya tebal. Yang merepotkan, kota itu sangat kecil dengan hotel yang daya tampungnya juga sangat terbatas. Saya perkirakan hanya sebesar Kota Batu, Jawa Timur, yang juga memiliki hotel terbatas.
Akibatnya, dalam musim WEF, harga kamar melangit. Sama saja seperti pedagang di mana pun, para pemilik hotel, losmen, serta apartemen di Davos memanfaatkan aji mumpung. Kamar hotel yang dalam keadaan normal berharga USD 100 bisa dijual hingga USD 1.000 atau malahan USD 1.500 semalam.
Demikian juga apartemen. Untuk apartemen tiga kamar, misalnya, lama sewa harus seminggu dengan harga rata-rata USD 10.000 sampai USD 15.000 atau bahkan lebih. Itu pun berebut. Dengan kata lain, jika tidak pesan setidak-tidaknya enam bulan di depan, dijamin tidak akan ada kamar di Davos dalam waktu acara WEF ini.
Berkah mahalnya kamar hotel itu pun bahkan sampai terasa di Kota Zurich yang berjarak sekitar tiga jam perjalanan dengan mobil dari Davos. Di Hotel Movenpik yang dekat dengan Bandara Zurich, two bedroom yang normalnya bertarif USD 240 sekarang mendadak dijual dua kali lipat menjadi USD 480.
Presiden SBY akan menghadiri World Economic Forum (WEF) di Davos yang berlangsung mulai besok hingga 29 Januari mendatang. Bagaimana kondisi kota
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara