Repotnya Mengikuti Forum Kelas Dunia di Kota Kecil Davos
McD pun Tak Ada, Terpaksa Diganjal Indomie
Selasa, 25 Januari 2011 – 08:08 WIB

Repotnya Mengikuti Forum Kelas Dunia di Kota Kecil Davos
Di Bad Ragaz yang berjarak lebih dekat, sekitar 45 menit dari Davos, kamar suite ditawarkan USD 10.000 per malam. Memang, harga itu tergolong gila-gilaan untuk ukuran di Swiss sekalipun, tapi tetap laris bukan main.
Bisa dikatakan, Davos, khususnya pada acara World Economic Forum, sudah menjadi Makkah-nya para pendukung globalisasi maupun yang anti globalisasi. Tidak heran, pada WEF 2000, Davos pernah diserbu para demonstran anti globalisasi. Lantaran penjagaan yang sangat ketat, para demonstran tidak bisa mendekati kawasan Kongres Zentrum, tempat berlangsungnya acara.
Kekesalan mereka akhirnya ditumpahkan ke restoran cepat saji McDonald"s yang dihancurkan total. Sejak saat itu sampai hari ini, di Davos tidak ada lagi restoran cepat saji merek apa pun dari Amerika Serikat atau negara lain.
Acara WEF digagas Prof Klaus Schwab dari University of Geneva. Dia mula-mula mengundang sekitar 400 pebisnis Eropa dalam forum bincang-bincang bisnis yang dirancang dalam suasana yang informal dan rileks. Karena itulah, dipilih Kota Davos yang memang terkenal sejak dulu sebagai kota peristirahatan.
Presiden SBY akan menghadiri World Economic Forum (WEF) di Davos yang berlangsung mulai besok hingga 29 Januari mendatang. Bagaimana kondisi kota
BERITA TERKAIT
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri