Republik Pisang

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Republik Pisang
Kaesang Pangarep. Foto: Ricardo/JPNN.com

Ribuan pendukung Trump penyerbu Capitol Hill, banyak di antaranya yang membawa senjata api. Hal ini menimbulkan kecaman luas, dan Trump pun diadili oleh Kongres.

George Bush yang marah menganggap tindakan Trump ini menjadikan politik Amerika tidak stabil dan demokrasi terancam. Bush pun menyebut Amerika tengah berkembang menjadi Republik Pisang.

Bush dan Trump sama-sama berasal dari Partai Republik. Serangan terbuka terhadap Trump ini menunjukkan polarisasi yang keras di internal Partai Republik atas sikap Trump.

Beda lagi dengan Indonesia. Menteri Luhut Binsar Panjaitan pada 2018 berkomentar mengenai kondisi ekonomi nasional. Ketika itu ia bicara mengenai membanjirnya produk otomotif asing di Indonesia.

Luhut menegaskan akan mengembangkan industri otomotif nasional dengan menggagas pembuatan mobil listrik yang diharapkan bisa memacu ekspor Indonesia. Ketika itu Luhut menyebut bahwa Indonesia bukan Republik Pisang, yang hanya bisa mengekspor komoditas mentah.

Beberapa hari belakangan ini Republik Pisang menjadi trending topic di jagat medis sosial Indonesia gegara unggahan Kaesang Pangarep, anak bungsu Presiden Jokowi.

Di Twitter, pada akun miliknya, Kaesang mengunggah baliho bergambar dirinya dengan narasi ‘’Kerja untuk Sang Pisang’’.

Baliho itu dominan warna kuning dengan foto Kaesang yang mengenakan pakaian berwarna kuning.

Baliho-baliho sindiran Kaesang itu tentu akan aman-aman saja. Tidak akan ada petugas yang berani menurunkan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News