Republik Tropis Jadi Desain Scraf Limited Edition

Republik Tropis Jadi Desain Scraf Limited Edition
KREATIF: Karya karya Eko Nugroho yang unik mengantarkan seniman yang diakui dunia. Foto Dok Pribadi for Jawa Pos/JPNN

"Visualisasi memang sangat memengaruhi saya daripada tulisan. Visualisasi bisa menggambarkan apa yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata," terang suami Mita Ratna Harjanti itu.

Jika ditilik ke masa lalu, Eko mengungkapkan, profesi seniman bukanlah cita-citanya. Seperti layaknya anak-anak,saat kecil Eko ingin menjadi pilot. Namun, menginjak SMP dia menyukai komik. Bahkan, dia mulai membuat komik sendiri. Saat SMA pun dia�memilih Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) Jogjakarta untuk menyalurkan kegemarannya itu. Begitu pula ketika dia melanjutkan kuliah di ISI Jogjakarta.

Dia mengaku pilihan itu sangat didukung orang tua. "Orang tua saya demokratis. Mereka membebaskan anak-anaknya memilih yang terbaik," kata pria yang sebulan lalu berusia 36 tahun itu. Eko mengaku di tubuhnya tak mengalir darah seni dari orang tuanya. Ayahnya pegawai swasta, sedangkan ibunya hanya di rumah.

Sembilan tahun kuliah, Eko banyak mengadakan pameran. "Tidak terhitung berapa pameran yang pernah diikutinya. Mungkin sudah ratusan pameran saya ikuti," ujar peraih Academy Art Award for Emerging Artis dari kampusnya itu.

Pameran pertama di luar negeri diikuti Eko saat Art Residency di Fukuoka Asian Art Museum, Jepang. Proyek tersebut bekerja sama dengan Cemeti Art House, sebuah rumah seni di Jogja.

Dalam berkarya, Eko tidak ingin sendirian. Dia selalu mendorong orang-orang di sekelilingnya untuk memublikasikan karya mereka. Salah satu wujudnya dia membuat media khusus seni rupa The Daging Tumbuh. Sebuah media yang menampung karya siapa pun, diproduksi secara terbatas, dan diedarkan secara underground. Media yang terbit enam bulan sekali itu digagas Eko mulai 2000. Dia meyakini, di Indonesia banyak sekali orang berbakat dengan hasil karya yang menakjubkan. Karena itu, mereka harus dihargai dan diwadahi.

Eko memang sangat peduli dengan regenerasi seni di Indonesia. Sebagai seniman dia termasuk yang terbuka pemikirannya. Selain menjadikan budaya tradisional sebagai inspirasi utama, dia mengolahnya dengan budaya pop sehingga karyanya diwarnai lukisan atau gambar yang bergaya pop art.

Meski karyanya telah mendunia, dalam benak Eko tidak pernah terlintas keinginan untuk meninggalkan Indonesia demi mengejar karir internasional.

Brand fashion mashur, Louis Vuitton, kepincut pada lukisan karya Eko Nugroho, perupa asal Jogjakarta. Gambar goresan Eko pun dijadikan bagian dari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News