Resbound, Program untuk Mendorong Pembangunan Desa di Perkebunan Sawit
Kesepakatan ini diharapkan dapat membantu percepatan pembangunan desa yang berorientasi pada pemenuhan hak sosial dan hak ekonomi.
Terkait dengan inisiatif ini, transformasi pasar domestik melalui pembangunan kesadaran konsumen untuk memilih produk sawit yang diproduksi secara bertanggung jawab dipilih sebagai salah satu strategi utama.
Tujuannya adalah demi membangun insentif bagi produsen kelapa sawit untuk beroperasi dengan mengindahkan aspek keberlanjutan dan kepatuhan terhadap nilai dan norma hak asasi manusia.
Indonesia Country Coordinator ICCO Kiswara Santi mengatakan, bisnis sawit yang bertanggung jawab merupakan prasyarat bagi terwujudnya kesejahteraan masyarakat desa sawit.
“Konsorsium Resbound memilih bekerja bersama dengan desa. Sebab, desa adalah sumber penghasil pangan dan energi, termasuk penghasil sawit,” kata Kiswara, Selasa (19/11).
Dia tidak menampik fakta jarang yang memperhatikan kesejahteraan dan perikehidupan masyarakat desa sawit.
“Dengan demikian, perlu ada kerja sama yang baik antara masyarakat, pemerintah desa dan perusahaan yang bekerja di desa tersebut,” ujarnya.
Sebagai asosiasi perusahaan yang menerapkan prinsip keberlanjutan, IBCSD melihat bahwa kesadaran akan risiko perubahan iklim di level konsumen telah mendorong masyarakat untuk lebih memilih produk-produk yang berkelanjutan.
Program Responsible and Sustainable Palm Oil in Indonesia (Resbound) resmi diluncurkan di Jakarta, Selasa (19/11).
- Kelapa Sawit untuk Pembangunan Berkelanjutan
- TSIT dan Apkasindo Memperkenalkan Teknologi Drone Pertanian Canggih di IPOC 2024
- Menko Airlangga Dorong Industri Kelapa Sawit yang Berkelanjutan, Efisien & Kompetitif
- Kembangkan Produk UKMK Sawit Petani di Sumbar, Aspekpir & BPDPKS Berkolaborasi
- PTPN IV PalmCo Targetkan 2,1 Juta Bibit Unggul Diserap Petani Sawit
- Ditunjuk jadi Operator National Dashboard, PT Surveyor Indonesia Berhasil Ekspor HRPO